News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Budaya

Kampung Adat Miduana yang Terlupakan Padahal Terdapat Peninggalan Kebudayaan Sunda 2000 Tahun Lalu

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Dokumentasi Lokatmala Foundation KAMPUNG ADA MIDUANA - Warga Kampung Adat Miduana di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur. Sebagian besar warga di kampung adat ini bekerja sebagai petani.

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Kampung Miduana dihuni 280 keluarga, yang terdiri dari 557 laki-laki dan 650 perempuan.

Mereka tersebar di 11 Rukun Tetangga yang ada di 4 Rukun Warga. Mayoritas mata pencaharian warganya adalah bertani dengan menjalankan ‘tetekon’ atau aturan tradisi tata kelola pertanian yang dijalankan secara turun-temurun.

Meski secara administratif berada di Kabupaten Cianjur, Kampung Adat Miduana sejatinya jauh lebih dekat ke Kabupaten Bandung.

Dari pusat Kabupaten Bandung, jaraknya hanya sekitar 20 kilometer, sementara dari pusat Kabupaten Cianjur, jaraknya tak kurang dari 168 kilometer.

Tak heran, dusun di ujung selatan Kabupaten Cianjur ini akhirnya kerap luput" dari perhatian pemerintah setempat.

Akibatnya, banyak bangunan adat di kampung ini mulai beralih fungsi. Bahkan keberadaannya sebagai kampung adat juga mulai terancam.

Ketua Lokatmala Foundation, Wina Resky Agustina, mengatakan dari riset kecil yang mereka lakukan di Kampung Adat Miduana, mereka menemukan kenyataan bahwa kekosongan regulasi dalam pengubahan status kampung menjadi Kampung Adat telah memicu terjadinya sejumlah permasalahan di kampung tersebut.

“Selama ini, belum ada pengawasan yang memadai dari pemerintah pusat maupun provinsi, juga pemerintah daerah Kabupaten Cianjur. Sehingga sangat mendesak adanya sebuah revitalisasi berkelanjutan di bidang infrastruktur dan fisik bangunan adat yang sekarang sebagian telah beralih fungsi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap sebuah pelestarian kampung adat,” ujar Wina, dalam diskusi budaya, yang digelar di kantor PWI Cianjur, belum lama ini.

Hal lain yang juga mengkhawatirkan, ujar Wina, adalah mulai lunturnya tradisi yang menjadi ciri khas di kampung adat ini.

"Oleh karena itu juga diperlukan keterlibatan para praktisi seni budaya untuk berkolaborasi dengan komunitas adat yang ada di Miduana agar menghidupkan kembali sisa-sisa seni budaya tradisi yang sudah punah," ujarnya.

Wina mengatakan, keberadaan Kampung Adat Miduana bagi Jawa Barat setidaknya dapat menjadi daya tarik tersendiri karena di lokasi tersebut juga terdapat berbagai peninggalan atau situs yang menarik dan perlu dilestarikan dan dirawat.

Seperti Situs Batu Rompe yang diyakini warga sebagai sisa peninggalan ribuan tahun lampau berupa batu menhir yang sudah hancur berkeping  yang diduga akibat bencana. 

Tak jauh dari lokasi Batu Rompe terdapat Arca Cempa Larang Kabuyutan yang dipercaya warga setempat sebagai peninggalan kebudayaan Sunda dan berusia lebih dari 2.000 tahun.

“Di sana juga terdapat Kampung Kubang Bodas yang hingga kini masih memelihara adat istiadat kesundaan yang lebih kuat. Terdapat juga situs Goa Ustralia atau Goa Australia, namun untuk mencapai lokasi-lokasi tersebut dibutuhkan persiapan dan perlengkapan perjalanan memadai karena medannya cukup menantang,” katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini