TRIBUNNEWS.COM, BATAM- Pemerintah Kota Batam dan BKKBN membentuk tim pendamping keluarga mendampingi calon pengantin dalam pencegahan stunting.
Di masing-masing kelurahan, Tim Pendamping Keluarga ini bervariasi jumlahnya. Terdiri dari Bidan, kader Posyandu dan kader-kader lainnya.
"Tugas kita ini mendampingi setiap keluarga. Nah mulai dari calon pengantin (cantin). Karena ini proses dalam rangka proses penurunan stunting," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepri, Mediheryanto, Senin (10/1/2022) saat rapat Rembuk Stunting di Kantor Pemko Batam.
Mediheryanto melanjutkan sebelum ke tahapan pernikahan, setiap calon pengantin harus melakukan registrasi melalui aplikasi Elsimil atau aplikasi elektronik siap nikah dan siap hamil.
Baca juga: Bahas Strategi Penurunan Stunting, Pita Putih Indonesia Nasional Terima Kunjungan Ketua PPI NTB
Aplikasi screening awal berdasarkan keterangan dari calon pengantin itu sendiri.
"Kalau calon pengantinnya jujur kita akan dapat gambaran khususnya perempuan. Dari sisi umur calon pengantin, apakah dia sudah di atas 20 tahun atau tidak," kata Mediheryanto.
Ia menegaskan apabila calon pengantin perempuan di bawah 20 tahun berarti ia belum siap untuk hamil.
Pasalnya di antara faktor terjadinya stunting, adalah hamil di usia remaja atau di bawah 20 tahun.
"Kalau sudah teregistrasi melalui Elsimil berarti sudah teregistrasi," katanya.\
Baca juga: Bayi yang Hilang Usai Diserahkan ke Tentara AS di Kabul Akhirnya Ditemukan, Dirawat Sopir Taksi
Tim pendamping keluarga ini bisa mencegah kehamilan di usia remaja. Namun tak boleh mencegah pernikahannnya, dikhawatirkan bisa melanggar HAM.
"Ini yang perlu kita sarankan," katanya.
Selanjutnya, setelah registrasi dari Elsimil, Tim Pendamping Keluarga bisa mengarahkan calon pengantin untuk melakukan tes kesehatan keduanya ke faskes. Dari hal ini juga bisa terdeteksi secara nyata tanda-tanda stunting.
"Misalnya, si calon pengantin anemia atau tidak. Atau ada masalah dari sisi reproduksinya atau tidak. Dari situ akan ada rekomendasi. Misalnya kalau calon pengantin perempuan anemia, bisa tunda kehamilan," paparnya.
Calon pengantin, tegasnya, harus didampingi secara ketat. Sehingga pencegahan stunting di Batam bisa lebih maksimal. Jadi bukan hanya mengatasi anak yang sudah terkena stunting saja.
Baca juga: Mengintip Kemewahan Bus Sultan Juragan99 Mercedes-Benz OH 1626, Tarif Sewanya Rp 9,5 Juta Per Hari
Selain itu, faktor lainnya penyebab stunting yang terpenting adalah balita yang tidak terpantau pertumbuhan dan perekembangannya. Ini juga menjadi suatu acuan Tim Pendamping Keluarga.
"Kita bukan hanya fokus pada menangani balita yang sudah stunting. Kalau begini angka stunting kita tak akan pernah turun. Karena yang hamil dan melahirkan akan terus bertambah. Jadi kita fokus juga kepada pencegahan. Kalau nggak anak yang baru berarti tinggal yang lama saja," katanya.
Tim Pendamping Keluarga juga harus dibekali dengan data yang akurat. Mulai dari calon pengantin yang berisiko stunting, ibu hamil berisiko stunting dan balita yang berisiko stunting. (Roma Uly Sianturi)
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Calon Pengantin di Batam Bakal Didampingi Tim Khusus, Cegah Kasus Stunting di Masa Depan