TRIBUNNEWS.COM - Setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin, kini ia tersandung kasus dugaan perbudakan modern.
Hal tersebut terungkap setelah KPK menggeledah seisi ruangan rumah milik Terbit.
Saat melakukan penggeledahan, KPK menemukan dua ruangan yang terlihat seperti ruang penjara yang berisikan orang-orang.
"KPK kemudian menanyakan siapa orang-orang yang di dalam itu," ucap Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron dalam keterangan video yang diterima Tribunnews.com, Selasa (25/1/2022).
Baca juga: Sebelum Kena OTT, Bupati Langkat Pernah Ungkap soal Kerangkeng di Rumahnya, Ini Pengakuannya
Baca juga: Sosok Tiorita, Istri Bupati Langkat, Disebut Urus Makanan Tahanan di Penjara Manusia Milik Suami
Kepada tim penyelidik KPK, orang-orang tersebut mengaku sebagai pekerja di kebun sawit milik Terbit Rencana Peranginangin.
"Atas temuan tersebut, KPK mendokumentasikan dan kemudian telah berkoordinasi dengan penegak hukum untuk kemudian melakukan pemeriksaan, apakah temuan tersebut merupakan tindakan pidana ataupun pelanggaran HAM," kata Ghufron.
Kiprah Bupati Langkat
Lantas, bagaimana kiprah Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin di dunai politik?
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Terbit selama menjabat sebagai Bupati Langkat, ia juga terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Langkat.
Ia terpilih sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten untuk periode 2020-2025.
Sebelumnya, ia juga terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Langkat periode 2015-2020.
Jadi, Terbit Rencana Peranginangin telah menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Langkat sebanyak dua periode.
Baca juga: Selain Kerangkeng Manusia, Ditemukan Orangutan dan Hewan Dilindungi Lainnya di Rumah Bupati Langkat
Baca juga: Bupati Langkat Ternyata Pernah Cerita soal Penjara Manusia di Rumahnya: Itu Tempat Pembinaan
Sebelum Terbit terjun ke dunia politik, ia juga aktif pada dunia organisasi kepemudaan.
Dari mulai tahun 1997, hingga dengan sekarang Terbit masih menjabat sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila.
Bahkan, Terbit ternyata juga menjadi Ketua Serikat Pekerja Indonesia Kabupaten Langkat.
Ia menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Transport Indonesia dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI/STPSI), Kabupaten Langkat, pada tahun 2002 -2022.
Pengakuan Terbit soal Kerangkeng di Rumahnya
Terbit Rencana Peranginangin pernah mengungkapkan perihal kerangkeng di rumahnya sebelum terkena OTT KPK.
Pengakuan Terbit ini diungkapkan secara terbuka dalam sebuah wawancara dengan personel dari Dinas Kominfo Langkat.
Wawancara itu diunggah di akun YouTube resmi Diskominfo Langkat, Info Langkat pada 27 Mei 2021 lalu.
Baca juga: FAKTA Baru Polemik Bupati Langkat: Tak Hanya Penjara, Ditemukan Hewan Dilindungi di Rumah Pribadinya
Baca juga: Kronologi Tim Penyelidik KPK Temukan Ruangan Berisi Pekerja Sawit di Rumah Bupati Langkat
Dalam wawancara tersebut, Terbit Rencana yang didampingi istrinya mengatakan kerangkeng di rumahnya tersebut merupakan tempat pembinaan bagi para pecandu narkoba.
Ia menyatakan, tempat tersebut bukan tempat rehabilitasi narkoba.
"Itu bukan rehabilitas. Itu tempat pembinaan yang saya buat selama ini untuk membina bagi masyarakat yang penyalahgunaan narkoba," kata Terbit, sebagaimana dikutip Tribunnews.com.
Terbit mengaku tempat pembinaan itu sudah ia dirikan selama 10 tahun.
Dalam pengakuan Terbit, terdapat tiga gedung yang disediakan sebagai tempat membina dan istirahat warga binaan.
Semua fasilitas dan perawatan tersebut, kata Terbit, semuanya gratis.
Baca juga: Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Disebut Tempat Rehabilitasi Narkoba, BNN Langkat: Itu Ilegal
Baca juga: Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Berisi 27 Orang, Polisi Diadang Warga saat Proses Evakuasi
Ia pun tak membatasi siapa saja yang bersedia dibina di tempatnya tersebut.
"Perawatan gratis semua, bagi masyarakat (pengguna narkoba) yang keluarganya mengantarkan, ada juga keluarga yang minta dijemput," urainya.
"Siapapun boleh datang," tegasnya.
Terbit mengaku tujuannya mendirikan tempat pembinaan yang mirip penjara itu agar dirinya bisa membantu keluarga yang anggota keluarganya terdapat pecandu narkoba.
"Dengan hati yang ikhlas, niat yang baik, kami melihat pandangan dimana salah satu keluarga apabila keluarganya ada penyalahgunaan narkoba kami berharap kami membantu keluarga yang terkena narkoba."
"Kalau itu kami lakukan seolah-olah kami membantu keluarga yang salah satu kena penyalagunaan narkoba. Itu awalnya," bebernya.
(Tribunnews.com/Whiesa/Ilham Rian Pratama/Shella Latifa/Pravitri)