Kapolsek Sukawati, Kompol I Made Ariawan mengakui adanya peristiwa tersebut. Kata dia, motif dari penganiayaan terhadap adalah pelaku marah pada korban yang berselingkuh.
Perselingkuhan tersebut diketahui melalui rekaman suara yang dikantongi pelaku.
"Pasca kejadian, kami langsung mendatangi TKP dan mengamankan pelaku tanpa perlawanan. Dan, pelaku sendiri mengakui perbuatannya," ujarnya.
Kapolsek mengatakan, jenazah Jupriadi telah dibawa ke RSUP Sanglah untuk keperluan autopsi. Sementara istri pelaku masih dalam perawatan intensi di rumah sakit. Saat ini kondisinya sangat memperihatinkan akibat puluhan luka tusukan menggunakan temutik.
Luka yang dialami korban Jupriadi, di antaranya, luka bacokan sabit di bagian punggung. Sementara istri pelaku, Ni Kadek Setyawati mencapai 32 kali tusukan. Luka-luka tusukan tersebut sebagian besar berada di bagian kedua tangan, punggung, perut hingga kaki.
"Korban yang perempuan masih dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Nengah Wanta, pelaku penganiayaan, masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Sukawati, Selasa siang.
Selama berada di kantor polisi, rupanya ia belum mengetahui bahwa Jupriadi meninggal dunia. Dia baru tahu saat diberi pertanyaan oleh wartawan.
Saat ditemui di Mapolsek Sukawati, wajah Wanta tampak tenang. Ia pun tampak ramah dan berkelakuan baik di sana.
Namun raut wajahnya seketika berubah, saat wartawan menanyainya apakah dia menyesal melakukan perbuatannya tersebut hingga menyebabkan Jupriadi tewas.
"Siapa yang tewas? Masak tewas, kan lukanya kecil," ujar Wanta.
Ia lantas mengatakan ia menyesali perbuatannya dengan wajah murung.
"Saya sangat menyesali perbuatan saya," imbuhnya.
Cemburu