TRIBUNNEWS.COM -- Kecelakaan maut bus pariwisata di Bukit Bego, Imogiri, Bantul, Yogyakarta menyebabkan 13 orang mennggal dunia.
Barhiah, seorang pedagang makanan di sekitar Bukit Bego yang tak jauh dari lokasi kecelakaan bus pariwisata menuturkan kesaksiannya.
Ia mengaku mendengar suara benturan keras saat kecelakaan maut itu terjadi.
Dia kemudian mengecek ke jalan sudah melihat kondisi bus bagian depan ringsek.
Baca juga: Kecelakaan Bus di Bantul Tewaskan 13 Orang: Rem Blong Diduga Jadi Penyebab, Bupati Sebut Jalur Aman
“Sekitar pukul 13.00 WIB, saya mendengar ada benturan keras. Lalu saya ke luar dan bus itu sudah rusak seperti itu,” kata dia ditemui di warung miliknya, Minggu(6/2).
Setelah itu, masih menurut Bahriah, ada satu orang diduga pengemudi sudah keluar dari bus kemudian dan meringkuk tidak sadarkan diri.
“Tidak tahu meninggal atau hidup setelah itu, saya masuk lagi,” tutupnya.
Bus pariwisata rombongan dari Solo mengalami kecelakaan di Jalan Imogiri, Kedungguweng, Wukirsasi, Imogiri Bantul. Pantauan Tribun di lokasi kejadian, bus pariwisata itu mengalami rusak parah di sisi kanan.
Baca juga: PT Jasa Raharja Pastikan Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Bantul Dapat Santunan
Jika diamati dari jalur yang dilalui bus diduga dari arah objek wisata Mangunan dengan jalan menurun. Di tempat kejadian perkara ada bekas jelas ketika benturan pertama terjadi.
Kasatlantas Polres Bantul, AKP Gunawan Setiyabudi mengatakan hingga kini pihaknya masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu.
“Kalau kejadiannya bus dari atas lalu turun ke bawah dan menghantam pembatas jalan sampai akhirnya terjadi laka. Dari awal sudah oleng, diduga rem blong,” terang Gunawan.
Gunawan mengatakan bus merupakan rombongan dari Solo, Jawa Tengah.
Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Bantul, Iptu Maryanta mengatakan ada 13 orang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut.
Baca juga: Bus Pariwisata yang Kecelakaan di Bantul Berisi Karyawan Pabrik, Hendak Liburan dengan Keluarga
“Data penumpang dan kru bus 42. Untuk yang meninggal dunia ada 13. Lainnya luka-luka,” katanya.
Maryanta mengatakan, ada tiga rumah sakit yang menjadi rujukan para korban bus bernomor polisi AD 1507 EH yakni RS Panembahan Senopati, RS Nur Hidayah, dan RS PKU Bantul.
Sopir bus nahas selamat dan hanya mengalami patah tulang. Dugaan sementara sopir bus pariwisata tersebut tidak menguasai medan jalan.
“Dugaan tidak menguasai medan, untuk rem kami pastikan fungsi atau tidak nantinya, apakah rem kurang maksimal kami juga perlu melakukan penyelidikan,” terang dia.
Menurut keterangannya, bus sudah oleng dari arah Timur atau obyek wisata Taman Mangunan.
Baca juga: PT Jasa Raharja Pastikan Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Bantul Dapat Santunan
“Karena mau menghindari kendaraan di bawah dia membanting ke kanan,” ujarnya.
Pantauan di lapangan, bangkai bus bernomor polisi AD 1507 EH berwarna hijau itu masih berada di pinggir jalan.
Terpisah di RS PKU Muhammadiyah Bantul ada sebanyak 15 korban kecelakaan dirawat.
Pantauan Tribun di IGD RS PKU, sejumlah korban masih menunggu penanganan lebih lanjut dari dokter. Mayoritas tampak tidak mengalami luka yang cukup serius.
“Yang luka-luka di IGD misalnya yang harus dilakukan penjahitan, luka memar, dan sebagainya” kata Bagian Humas PKU Bantul , Hanafi.
Menurutnya, kemungkinan belum semua korban yang mengalami luka ringan diizinkan pulang. Mereka harus menunggu hasil pemeriksaan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan.
“Kemungkinan ya (sudah ada yang pulang) kalau misalnya yang di dalam masih menunggu juga pemeriksaan dari dokter,” terangnya.
Sementara pantauan Tribun di RS Panembahan Senopati yang berada di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Trirenggo, Kabupaten Bantul pukul 17.15 WIB sejumlah keluarga korban tampak mulai berdatangan dan menunggu informasi di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit itu.
Kemudian petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul juga melakukan pendataan jumlah korban yang di bawa ke rumah sakit tersebut.
“Korban kecelakaan bus yang di bawa ke RS Senopati untuk data sementara ada 22 korban yang dibawa ke sini,” ujar salah seorang petugas PMI Bantul Khoerul.
Ia mengatakan untuk informasi lebih detail, pihaknya belum bisa menjelaskan. Namun, dari 22 korban kecelakaan yang dibawa ke rumah sakit itu 7 korban dilaporkan meninggal dunia.
“Dari data 22 korban itu, ada 7 meninggal dunia, untuk luka-luka ada 12 korban dan yang tanpa perawatan ada 3 korban. Ini data sementara ya,” ucapnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang datang ke RSUD Panembahan Senopati Bantul menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas musibah ini.
“Kita semua turut berbela sungkawa, musibah di Mangunan Bukit Bego ini, atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul turut belasungkawa, semoga korban meninggal diterima di sisi Allah SWT,” katanya.
Bupati Halim menjelaskan, untuk di RSUD Panembahan Senopati, ada 20 korban yang ditangani dengan tujuh orang meninggal dunua, 4 mengalami luka berat, 2 luka sedang dan 7 luka ringan.
Sementara yang ditangani RS PKU Muhammadiyah Bantul ada 5 orang meninggal dan di RS Nurhidayah 1 orang meninggal.
“Pemerintah akan mengurus ini semua, bagi pasien meninggal akan kita antar malam ini juga bersama PMI dan relawan kemanusiaan Bantul ke Sukoharjo, disupport oleh Pemda DIY,” katanya.
Kemudian untuk keluarga atau penumpang selamat, juga akan diantar pulang. “Seluruh perawatan dibiayai oleh asuransi kecelakaan Jasa Raharja,” katanya. “Jadi total semua yang meninggal 13 sampai saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan di tempat kejadian, menunggu hasil kepolisian,” ujarnya.(Tribun Network/hud/mur/wly)