News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecelakaan Maut di Bantul

Kata Pakar UGM soal Dugaan Rem Blong pada Kecelakaan Bus yang Menewaskan 13 Orang di Bantul

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah bus pariwisata rusak parah setelah mengalami kecelakaan di Jalan Imogiri-Mangunan, tepatnya di bawah Bukit Bego, Imogiri Bantul, Minggu (6/2/2022) siang

Minyak rem harus memiliki sifat sulit untuk dimampatkan agar rem dapat bekerja dengan baik.

Hal ini membuat minyak rem harus memiliki kompresibilitas rendah dan selalu stabil pada temperatur dan tekanan yang bervariasi.

Pada faktor pertama ini, bisa saja minyak rem yang digunakan salah tipe sehingga menyebabkan kebocoran pada hose atau seal.

Maintenance kendaraan juga dinilai kurang bagus.

Baca juga: Daftar 13 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Imogiri Bantul

Baca juga: Fakta-fakta Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Imogiri Bantul, 13 Orang Meninggal Dunia

Faktor kedua, kata dia, adalah hilangnya friksi di kampas rem akibat overheat atau terlalu panas.

Penyebab kampas rem menjadi terlalu panas tidak lain karena terlalu sering digunakan. 

Misalnya, saat kondisi macet berjam-jam saat tanjakan atau turunan, pengemudi cenderung menggunakan rem kaki daripada rem tangan.

Situasi diam atau berhenti-jalan membuat kerja rem semakin berat, apalagi bila ditambah beban angkut yang besar.

“Peningkatan suhu itu menyebabkan hilangnya friksi atau gesekan. Sehingga, rem bisa blong,” paparnya.

Jayan juga memberikan penjelasan terkait maintenance bagi kendaraan-kendaraan besar. 

Jayan menjelaskan, pengemudi atau orang yang mengurus kendaraan tersebut harus menggunakan minyak rem sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.

“Maintenance secara berkala, bagian-bagiannya diganti secara rutin. Sesuaikan beban maksimal dengan rekomendasi pabrikan,” terangnya.

Selanjutnya, apabila sopir harus mengerem secara kontinyu, maka sopir harus mengerem dengan menggunakan engine brake.

“Mengemudi pelan-pelan saja, terutama saat beban berat,” kata Jayan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini