Terkait dengan adanya surat penegasan dari MDA Bali tertanggal 11 Februari 2022 Nomor: 104/MDA-Prov Bali/II/2022, Gung Angga mengatakan jika Gubernur sudah langsung menghubungi dan berkoordinasi dengan Ketua MDA Provinsi Bali.
“Kebertulan saat jeda, Pak Gubernur menghubungi Ketua MDA Bali dan menyampaikan masukan dari Yowana. MDA menyepakati ogoh-ogoh diperbolehkan,” tuturnya.
Terkait dengan teknis lanjutan pelaksanaan pawai ogoh-ogoh di Kota Denpasar pihaknya mengaku melakukan audiensi ke MDA. Selain itu juga akan dilaksanakan rapat di Kantor Wali Kota Denpasar, Senin (21/2).
Sementara itu, kebijakan terkait pelaksanaan pawai ogoh-ogoh saat hari raya Nyepi yang berubah-ubah dinilai membingungkan instansi terkait, khususnya Dinas Kebudayaan di daerah.
Namun menyikapi kondisi itu Dinas Kebudayaan Badung tetap akan mematuhi kebijakan Pemprov Bali. Meski nanti nyomya buta kala dilakukan di wewidangan banjar adat, hal itu bisa dilakukan untuk seka teruna yang membuat ogoh-ogoh.
"Pada intinya kami tidak melarang kreativitas pemuda, asal sesuai dengan protokol kesehatan. Hal itu juga sudah ditegaskan oleh Bapak Bupati Badung," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Badung I Gede Eka Sudarwitha, Kamis malam.
Selebihnya, saat terbitnya surat dari Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali yang melarang pawai atau pengarakan ogoh-ogoh, pihaknya juga belum menindaklanjuti dengan penerbitan edaran oleh MDA Kabupaten Badung.
"Saat terbit edaran MDA Bali, Intruksi Pak Sekda kita diminta menyelaraskan dengan aturan yang diterbitkan Pemprov maupun MDA Bali. Tetapi kita tetap mengikuti apa yang menjadi arahan Bapak Bupati," katanya.
Arahan bupati yang dimaksud, diperbolehkan melaksanakan arak-arakan ogoh-ogoh di wilayah Banjar Adat masing-masing menuju tempat nyomya (pembakaran). Dengan jumlah pengusung terbatas, dan menerapkan protokol kesehatan.
Selebihnya, Pemprov Bali juga sudah mengizinkan pelaksanaan nyomya dengan berbagai pertimbangan, salah satunya di wewidangan banjar dan pesertanya 25 orang saja.
"Ini yang sebut kami selaras. Bagaimana kebijakan di atas itu yang akan kita laksanakan," tegasnya.
Kendati demikian katanya untuk di Badung hanya 165 sekaa teruna dan yowana yang membuat ogoh-ogoh. Sisanya, 419 sekaa teruna dan yowana memilih membuat kegiatan Dresta Lango.
Perusakan Ogoh-ogoh
Perusakan ogoh-ogoh terjadi di Denpasar. Karya Sekaa Teruna Dharma Subhiksa, Banjar Sasih Panjer dirusak orang. Kejadian ini diperkirakan terjadi, Rabu (16/2) siang. Namun, oleh sekaa teruna baru diketahui sekitar pukul 16.30 Wita.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua STT Dharma Subhiksa, Banjar Sasih, Panjer, Denpasar I Made Sandi Jaya, Kamis (17/2). Sandi Jaya menuturkan, ketika sekaa teruna datang ke banjar, sudah didapati kuku tangan dan kuku ogoh-ogoh dipatahkan oleh orang.