"Ada satu produk yang dinaikkan harganya ada satu lagi yang diperkecil, dan nanti angkanya bertemu bersama-sama," ucapnya.
Ia mengakui, pemerintah meminta agar perajin tahu tempe untuk tidak mogok. Bahkan akan diberi subsidi, tapi dengan harapan tidak ada stimulan.
"Kami itu perajin tahu tempe yang tak butuh stimulan dadakan, jadi terkadang, kalau saya bisa menyimpulkan pemerintah ini selalu beraksi ketika ada aksi, itu pun sifatnya temporer," ujar Ghufron.
Meski telah ada surat edaran tersebut, kata Ghufron, pihaknya akan tetap mogok produksi.
"Di Kabupaten Bandung jelas lebih banyak yang mogok karena surat edaran tentang pemberhentian itu telat datangnya. Saya sudah sampaikan ke seluruh perajin tahu tempe di Kabupaten Bandung, mau mogok atau tidak diserahkan kembali kepada masing-masing," tuturnya.
Namun, kata Ghufron, di Kabupaten Bandung, bisa dipastikan kebanyakan yang mogok produksi.
"Sebab mungkin sudah ada yang menyiapkan waktu untuk satu dan lain hal. Apalagi kalau tempe untuk jual Rabu hari ini harus sudah mulai produksi," kata Ghufron.
Maka kata dia, perajin tempe sendiri akan banyak yang mogok sampai hari Rabu, sementara perajin tahu paling mogoknya sehari atau dua hari.
"Sebetulnya kami tidak membutuhkan subsidi atau apa pun namanya, yang kami butuhkan, itu stabilitas harga (kedelai) yang ditangani oleh bulog," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Hari Ini Pengrajin Tahu Tempe di Bandung Mulai Mogok Produksi