Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Para perajin tahu tempe di Kabupaten Bandung akan mogok produksi mulai hari ini, Senin (21/2/2022).
"Untuk aksi besok itu kan yang ada di seluruh Indonesia, karena kan ini mogok nasional, kami ini organisasi ya jadi ada garis komando, bagaimana kami turut dan patuh komando dari atas," kata Ketua Kopti Kabupaten Bandung, Ghufron Cokro Valentino saat dihubungi, Minggu (20/2/2022).
Ghufron mengaku sudah berdiskusi dengan Kopti di seluruh Indonesia.
Ada beberapa tuntutan kepada pemerintah, terlebih kepada Kementerian Perdagangan, Menteri pertanian.
Ghufron menjelaskan, poinnya perajin tahu tempe seyogyanya harus bisa menyesuaikan harga bahan baku saat ini.
"Agar terjadi kesejahteraan karena saat ini perajin tahu tempe tidak bisa menjual harga tahu tempe karena tidak sesuai dengan apa yang mereka harapan, artinya inflasi lah, tidak punya untung," kata dia.
Kedua kata Ghufron, pihaknya mengingatkan kepada pemerintah supaya mengawasi dan mengintervensi lagi perdagangan kedelai.
"Selama ini diserahkan ke mekanisme pasar, tuntutan kami agar dijalankan lagi oleh tata niaga yang dijalankan oleh pemerintah. Jadi harga ini, nantinya stabil, sederhananya kami menuntut kestabilan harga," tuturnya.
Ghufron mengatakan, harga kedelai saat ini Rp 11.200 dari bulan Desember 2021 harganya Rp 9.000, naiknya Rp 2.000 lebih.
"Akhirnya, kalau untuk masalah harga jual tahu tempe ini karena ini adalah makanan olahan, jadi dikembalikan ke produsen masing-masing. Apakah mau memperkecil barang atau mau mengganti harga, yang penting kita jangan rugi," kata dia.
Jadi kata Ghufron, tak ada kesepakatan kemasannya sama, yang penting jangan rugi.
"Nanti harga kedelai perkilonya sekian, kemasannya berbentuk apapun itu wilayah dapur masing-masing," tuturnya.
Ghufron yang juga merupakan perajin tempe, ia akan menjalankan keduanya. Baik itu memperkecil tempe dan juga menaikkan harga jualnya karena memiliki beragam produk.
Baca juga: Produsen Tempe dan Tahu Bakal Naikkan Harga Sampai 20 Persen Akibat Harga Kedelai Melonjak