Ketika lonjakan pasien Covid-19 tetap terjadi, pihaknya menyiapkan skenario kedua. Menambah jumlah tempat tidur menjadi 120 dengan membuka ruang isolasi baru. Sementara skenario terakhir disiapkan ketika lonjakan pasien Covid-19 terus meningkat.
"Skenarionya seperti waktu lonjakan kasus pascalebaran tahun lalu. Yakni menyisakan dua bangsal untuk pasien umum dan menerapkan team work leveling. Tapi kami berdoa agar tidak sampai dengan kondisi seperti itu. Mudah-mudahan segera turun dan selesai," kata Aziz.
Diketahui, saat ini RSUD menyediakan sebanyak 87 tempat tidur di ruang isolasi. Dengan rincian 79 tempat tidur ruang isolasi biasa dan 8 tempat tidur ruang ICU isolasi.
Selain RSUD Loekmono Hadi, RS Mardi Rahayu Kudus juga menyiapkan beberapa langkah serupa. Rumah sakit swasta yang menjadi rujukan lini dua pasien Covid-19 ini jika dimaksimalkan bisa menampung 139 pasien Covid-19. Terakhir, rumah sakit tersebut baru menyiapkan tempat tidur pasien Covid-19 sebanyak 86 unit.
Pengalaman penambahan tempat tidur pasien itu pernah dilakukan oleh RS Mardi Rahayu saat varian Delta 'mengamuk' di Kudus. Saat itu, kata Direktur Mardi Rahayu, Pujianto, pihaknya menyiapkan 127 tempat tidur. Kemudian ditambah lagi 12, jadi total ada 139 tempat tidur pasien Covid-19.
Booster Masih Rendah
Vaksinasi booster di Kabupaten Kudus sampai saat ini baru menyasar 45.760 warga atau 6,92 persen.
Ada sejumlah kendala dalam penyuntikan vaksin dosis ketiga tersebut. Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Aniq Fuad, mengatakan, beberapa kendala yang dialami di lapangan dalam pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga di antaranya yakni interval 6 bulan sejak terakhir menerima dosis kedua.
"Jadi warga belum bisa vaksin booster kalau dosis kedua belum sampai 6 bulan," kata Aniq.
Kemudian, ada juga sejumlah warga yang sudah memenuhi masa interval 6 bulan untuk disuntik vaksin booster.
Hanya saja, ketersediaan vaksin dosis ketiga ini jenis AstraZeneca. Sebagian warga tidak ingin disuntik dengan jenis vaksin tersebut karena dinilai tidak bisa menjadi syarat untuk bepergian ke luar negeri.
"Padahal kan tidak. AstraZeneca bisa menjadi syarat bepergian ke luar negeri kok," kata dia.
Sebagian lainnya berpandangan jika AstraZeneca memiliki dampak kejadian ikutan pascaimunisasi atau KIPI lebih berat dibanding booster jenis Pfizer dan Moderna.
"Maka masih pada menunggu Pfizer dan Moderna untuk boosternya."
Data Dinkes Kudus tercatat, vaksinasi dosis pertama mencapai 610.133 orang atau 92,20 persen. Kemudian untuk suntikan dosis kedua mencapai 524.080 orang atau 79,20 persen dan suntikan dosis ketiga atau booster baru mencapai 45.760 atau 6,92 persen.
Jumlah kasus aktif di Kudus mencapai 389 kasus. Jumlah itu meningkat 30 kasus dari hari sebelumnya. (Afn/Goz/Fba/Din/Ais/Arh)
Baca juga: Ini Percakapan Sinta dan Kapolri yang Sangat Mengharukan