Melihat kepulan asap tersebut, Faqih langsung berlari ke arah Pom BBM yang tak jauh dari pesantren untuk meminjam Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
"Saya langsung ke Pom Bensin, buat pinjam alat pemadam. Saya minta dijelasin dulu cara menggunakannya, itu sekitar 20 menit baru ke pesantren lagi," katanya.
Sesampainya di lokasi kebakaran, Faqih mengatakan, api yang berada di kamar santri itu sudah membesar.
Bersama para santri dan warga, ia mencoba memadamkan api sembari menunggu petugas damkar datang.
"Sebagian santri sudah ada di bawah," katanya.
Baca juga: Kebakaran Pondok Pesantren di Karawang, Korban Meninggal Bertambah, Kini 8 Santri Ditemukan Tewas
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Rohmat mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.30 WIB.
Mereka menerima laporan sekitar pukul 13.30 WIB.
"Kami langsung meluncur dan berusaha secepat mungkin memadamkan api," katanya.
Ia menambahkan ada delapan santri yang meninggal dalam peristiwa ini.
"Delapan santri meninggal dunia dan dua orang terluka. Semuanya langsung dilarikan ke RSUD Karawang," kata di lokasi kejadian, Senin (21/2/2022).
Rohmat belum mengetahui pasti penyebab kebakaran pesantren di Karawang tersebut.
"Itu saya belum tahu, biar kepolisian yang menjelaskan," katanya.
Baca juga: Kebakaran Pondok Pesantren di Karawang Diduga Disebabkan Percikan Api Dari Kipas Angin Rusak
Rohmat mengatakan, Tiga unit pemadam kebakaran dari BPBD Karawang dan Pertamina dikerahkan untuk memadamkan api.
"Dari damkar kita bergerak cepat memadamkan," kata dia.