TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - MAW (23), pengelola arisan bodong yang nilainya mencapai Rp 20 miliar, akhirnya dibawa ke Mapolda Jawa Barat, Senin (28/2).
Sudah dua hari MAW beserta ayah dan ibunya berlindung di Mapolsek Jatinangor karena menghindari amuk puluhan korbannya.
Kemarin, puluhan korban arisan bodong ini mendatangi Mapolsek Jatinangor untuk meminta pertanggungjawaban pelaku, mengembalikan uang mereka seperti yang dijanjikan.
Mereka terus menyoraki MAW yang terlihat menangis saat petugas membawanya keluar.
PenanganAan kasus ini diambil alih Polda Jabar karena nilai kerugiannya yang mencapai puluhan miliar rupiah.
Sabtu lalu, MAW dan keluarganya dibawa ke Mapolsek Jatinangor setelah puluhan korban menggeruduk rumahnya di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor.
"Sejumlah penghuni rumah itu meminta perlindungan, bahkan sampai menginap dua hari di sini," ujar Kapolsek Jatinangor, Kompol Aan Supriatna di Mapolsek Jatinangor, kemarin.
Meski sudah berada di Mapolsek Jatinangor, kata Aan, para korban selalu mendatangi MAW. Kapolsek pun akhirnya memutuskan untuk memediasi mereka.
Dari mediasi, kemudian disepakati bahwa MAW akan mengembalikan uang para korban, Senin (28/2).
"Namun, pesimistis ya, uang senilai sekitar Rp 20 miliar dikembalikan dalam dua hari," kata Kapolsek.
Aan mengatakan, selama di mapolsek, MAW tampak sangat tertekan.
"Begitu juga kedua orang tuanya. Bagaimana pun orang tua ke anak, mereka turut khawatir dan tertekan," kata Aan.
Kapolsek mengatakan, MAW sudah bersuami. Namun, ia tak menjelaskan apakah suami MAW juga ada juga di mapolsek atau tidak.
Aan mengatakan, orang yang menjadi korban arisan bodong yang dikelola MAW mencapai ratusan orang.
Namun, yang terdata baru sekitar 150 orang. Arisan ini berlangsung secara online. Kepada para korbannya, MAW mejanjikan keuntungan berlipat ganda.
Meski banyak korbannya telah datang ke mapolsek bahkan sempat difasilitasi untuk bertemu dengan MAW di sana, Aan mengatakan, para korban tidak secara resmi membuat laporan polisi mengenai kasus tersebut di mapolsek.
"Oleh karena itu, pada para korban, saya sarankan untuk mendata diri dan bersama-sama lawyer melaporkan kasus ini ke Mapolda Jabar," ucapnya.
Tia Monica, warga Cibiru, Kota Bandung, yang menjadi salah seorang korban arisan bodong yang dikelola MAW, mengatakan tergiur mengikuti arisan ini karena dijanjikan keuntungan yang berlipat.
"Misalnya, saya bayar Rp 10 juta, kemudian dalam dua minggu uang saya sudah menjadi Rp 12 juta. Kadang dapatnya sebulan," katanya saat ditemui di Mapolsek Jatinangor, kemarin.
Menurutnya, karena diiklankan secara online, korban arisan ini juga berasal dari beragam daerah. Kebanyak dari wilayah Bandung Raya, tapi ada juga yang dari Bogor.
Tia mengaku mengalami kerugian Rp 200 juta.
"Jika hari ini tidak ada hasil apa pun sebagai mana yang dijanjikan, saya akan menempuh jalur hukum," ujarnya.
Tergiur keuntungan cepat dan berlipat juga diakui Novi Febrianti (23), korban lainnya, warga Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Ia mengaku percaya karena MAW bukan sekali ini saja berhubungan bisnis dengannya.
"Sebelumnya bisnis skincare juga, saya yang nyuplai barangnya. Saya percaya saja karena waktu dicek dia ada tokonya dan usahanya jalan," kata Novi mengaku mengalami kerugian hingga Rp 154 juta.
Ia juga mengenal MAW sebagai sosok yang royal, selalu pamer uang di medsos dan mengunggah foto sedang jalan-jalan.
"Mewah lah kesehariannya. Ya setiap hari uang terus ngalir ke dia. Sehari bisa Rp 1 miliah sampai Rp 2 miliar," katanya.
Di antara 150 korban penipuan, baru Novi yang telah melapor ke Polres Sumedang. "Polres menyarankan lapor ke Polda karena nilainya lebih dari Rp 1 miliar," katanya.
Baca juga: Lawan Persija Nanti Malam, Persib Membawa Misi Balas Dendam
Menyesal
Ditemui di Mapolsek Jatinagor, kemarin, MAW mengaku sudah berbisnis arisan online selama 4 tahun.
Arisan yang dimaksud MAW sejatinya hanyalah meminjam uang kepada para korban dengan janji pengembalian berupa bunga setiap bulan.
"Meminjam uang dengan bunga besar tetapi diistilahkan dengan arisan. Jadi, arisan yang saya jalankan itu fiktif, " ujarnya.
"Para korban terpikat karena dijanjikan keuntungan lebih besar daripada keuntungan yang saya dapatkan."
MAW mengaku tak menduga apa yang ia lakukan berujung seperti ini. Ia mengaku uang para korbannya ia gunakan untuk berbisnis produk kecantikan.
"Beli mobil, sepeda motor, tapi beli rumah enggak jadi karena uang DP-nya dikembalikan," katanya.
MAW mengaku tidak sanggup mengembalikan uang para korbannya karena bunganya sudah membengkak.
"Bunganya sudah gede, sudah tidak mungkin mengembalikan. Aset saya juga tidak ada yang bisa menutupi uang para korban," katanya.
MAW juga meminta maaf kepada semua member arisan bodong yang ia kelola. "Akibat kelakuan saya, semuanya mengalami kerugian, saya menyesal," katanya. (kiki andriana)
Baca juga: Raja Edward VII, Dalang di Balik Perang Dunia Pertama. Siapa Dalang Perang Rusia vs Ukraina?