News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibu di Brebes Aniaya Anak

Komnas Perempuan Angkat Bicara soal Ibu Aniaya Anak hingga Tewas di Brebes, Sebut Perlu Penelusuran

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi - Ketua Komnas Perempuan menanggapi soal kasus penganiayaan yang dilakukan oleh seorang ibu berinisial KU (35) di Brebes.

TRIBUNNEWS.COM - Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh seorang ibu berinisial KU (35) yang berujung pembunuhan terhadap anak di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menjadi sorotan publik.

Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani pun turut menanggapi soal peristiwa tersebut.

"Kita semuanya tentu merasa prihatin terhadap kasus ini dan menyesalkan bahwa langkah yang sangat ekstrem diambil oleh seorang ibu terhadap anak-anaknya," katanya dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Selasa (22/3/2022).

Dijelaskan Andy, dari potongan video yang beredar di media sosial, ibu tersebut mengaku sebelumnya pernah mendapatkan kekerasan dari pihak keluarganya.

"Ibu itu tampaknya ada beberapa lapisan masalah yang harus ditelusuri lebih lanjut di dalam penyelidikan ini."

"Dan untuk dapat menggapai lapisan-lapisan persoalan itu, sangat dibutuhkan aparat penegak hukum yang memiliki sensitivitas terhadap persoalan."

Baca juga: Dua Anak Korban Penganiayaan Ibunya di Brebes Jalani Perawatan Intensif, Kondisinya Masih Trauma

"Termasuk bagaimana seorang korban kemudian bisa menjadi seorang pelaku kekerasan," jelas Andi.

Sehingga pihak kepolisian diharapkan mampu melihat permasalahan ini secara luas dan terbuka.

Mengingat, penyebab seorang perempuan melakukan kekerasan tidak serta merta karena faktor tunggal.

"Kami berpendapat bahwa tidak ada sebetulnya faktor tunggal yang menyebabkan perempuan menjadi pelaku kekerasan."

"Kadang-kadang ini merupakan bagian dari siklus kekerasan itu sendiri."

"Jadi ketika seseorang mengalami kekerasan, justru ia mengekspresikan pengalaman kekerasan tersebut dan (pengekspresian) ketidakberdayaannya pada kekerasan yang ia dihadapi (kemudian ia limpahkan) kepada orang lain yang relasinya lebih timpang dari padanya, yakni dalam hal ini adalah anak," terang Andy.

Dengan adanya kasus ini, kata dia, menunjukkan bahwa elemen penanganan psikis selain fisik pada korban kekerasan di masa kecilnya, sangat penting untuk diperhatikan.

Selain itu, problem lain yang mungkin dapat membuat ibu-ibu melakukan tindak kekerasan adalah karena adanya tekanan, baik itu situasi maupun ekonomi di masa pandemi.

Baca juga: Kasus Ibu Aniaya Anak di Brebes, Menteri PPPA Pastikan Korban Dapatkan PendampinganĀ 

"Ini juga sesuatu pernah kami diskusikan bersama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia ketika kita melihat indikasi tingkat kekerasan terhadap anak justru meningkat dimasa pandemi," lanjut Andy.

Menurutnya, dalam kacamata Komnas Perempuan, memang berkepanjangannya pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak pada psikis perempuan, terutama ibu.

"Studi Komnas Perempuan menunjukkan bahwa beban domestik perempuan berlipat ganda karena semua aktivitas kan ada di rumah."

Pelaku pembunuhan anak kandung (gaun hitam), dibawa aparat penegak hukum untuk diperiksa di Polsek Tonjong, Brebes, Minggu (20/3/2022). (ISTIMEWA/DOK POLSEK TONJONG BREBES)

"Jadi dia juga harus bekerja, harus menjadi ibu, harus menjadi guru pada saat yang bersamaan, dan waktu istirahatnya menjadi sangat lebih pendek dan ini bisa menimbulkan persoalan kejiwaan lainnya."

"Apalagi ketika himpitan ekonomi juga membuatnya menjadi lebih khawatir menghadapi masa depannya."

"Beban yang dirasakan itu bisa berlipat ganda dan menimbulkan depresi yang berkepanjangan, bahkan bisa jadi mendorongnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat ekstrem," jelas Andy.

Untuk itu, dibutuhkan penanganan dengan pengecekan berkala dan sokongan dukungan yang cukup dan berkelanjutan kepada si ibu tersebut.

Baca juga: POPULER REGIONAL: AKBP Beni Tewas Ditembak Tahanan | Sosok Ibu Pembunuh Anak Kandung di Brebes

"Dalam situasi serupa ini sebetulnya kami mendorong agar kepolisian juga memiliki pedoman untuk penyelidikan bagi permepuan berdahapan dengan hukum."

"Sehingga ada kisi-kisi yang lebih mendorong polisi untuk bisa melihat persoalan kekerasan perempuan dan perempuan sebagai pelaku kekerasan dengan lebih komprehensif," tegas Andy.

Diwartakan TribunBanyumas.com sebelumnya, dokter spesialis jiwa, dr Gloria Immanuel mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan awal terkait keadaan ibu (KU) tersebut.

Pemeriksaan awal tersebut dilakukan yakni dengan melakukan pendekatan pada KU agar yang bersangkutanĀ  terbuka menyampaikan situasinya.

Baca juga: Ibu Bunuh Anak di Brebes Belum Jadi Tersangka Walau Sudah Ditangkap, Ini Alasannya

"Iya, sampai saat ini, masih dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi."

"Sedangkan untuk pemeriksaanya sendiri masih tahap awal atau lebih tepatnya, kami melakukan pendekatan kepada pasien," ujar Glorio di rumah sakit, Senin (21/3/2022).

Sementara itu, dua anaknya yang dapat terselamatkan kini sedang menjalani perawatan intensif karena luka serius.

Namun, satu anak lainnya dinyatakan meninggal dunia akibat kejadian yang terjadi pada Minggu (20/3/2022) lalu.

Akan Jalani 3 Tahapan Pemeriksaan

Berdasarkan informasi awal yang diterima tim dokter kejiwaan, kata Glorio, KU mengalami tekanan lebih dari enam bulan terakhir.

Terlebih, sejak pandemi Covid-19, usaha jasa tata rias yang dikelola bangkrut.

Sejak saat itu, KU menganggur dan hidupnya hanya mengandalkan penghasilan suami yang bekerja di Jakarta.

Kendati demikian, Glorio belum bisa memberi kesimpulan apakah KU alami depresi atau tidak.

"Iya, kemungkinan, pemicu (penganiayaan kepada anak) karena faktor ekonomi."

"Tapi, karena belum masuk pemeriksaan psikiatri, jadi saya belum bisa melakukan diagnosa apakah pasien memang depresi atau tidak," jelas dia dikutip dari Tribunnews.com.

Lanjut Glorio, setidaknya ada tiga tahapan yang bakal dijalani KU nantinya.

Ketiga tahapan tersebut antara lain yakni psikiatri, pemeriksaan profil kepribadian, dan profil kecerdasan pasien.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Faryyanida Putwiliani)(TribunBanyumas.com/Desta Leila Kartika)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini