TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai kembali bertambah dengan pengoperasian kembali rute Kuala Lumpur-Denpasar PP oleh AirAsia Berhad (Malaysia).
Penerbangan perdana ini dilakukan, Senin (21/3) dengan nomor penerbangan AK-376 mendarat pukul 13.25 Wita rute Kuala Lumpur-Denpasar, dan rute Denpasar-Kuala Lumpur dengan nomor penerbangan AK-377 pukul 13.55 Wita.
Penerbangan perdana kemarin, disambut dengan water salute sebagai salah satu sambutan istimewa maskapai perdana internasional atau maskapai yang telah kembali beroperasi sejak pandemi Covid-19.
AirAsia Berhad AK 376 Rute Kuala Lumpur – Denpasar mengangkut 106 penumpang, menggunakan pesawat tipe Airbus A320 Registrasi 9M – RAR dan kembali ke Kuala Lumpur mengangkut 6 penumpang.
“Kami mendapatkan tambahan maskapai penerbangan internasional yang beroperasi secara reguler, setiap Senin dan Jumat dengan rute Kuala Lumpur - Denpasar - Kuala Lumpur yang terbang perdana pada 21 Maret 2022," ujar General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Herry AY Sikado, Selasa (22/3).
Ia menambahkan dari rute penerbangan Kuala Lumpur ini sejak dibukanya koridor penerbangan internasional, berdasarkan catatan statistik lalu lintas angkutan udara menjadi 5 rute yang dilayani dan satu-satunya maskapai yang terbang reguler dengan rute Kuala Lumpur.
"Sebagai pengelola Bandara Ngurah Rai, kami terus memastikan fasilitas layanan sehingga proses kedatangan dan keberangkatan berjalan lancar, utamanya dalam implementasi protokol kesehatan ketat dalam mendukung pemerintah mengantisipasi penyebaran Covid-19,” imbuh Herry Sikado.
Pihaknya optimistis penerbangan internasional akan bertambah dengan didukung kebijakan pelonggaran persyaratan penerbangan. Untuk itu pihaknya terus menjaga kepercayaan ini dengan bersinergi bersama stakeholder bandara.
Dari data statistik periode Maret 2022, Bandara Ngurah Rai hingga 21 Maret 2022 telah melayani 13.275 penumpang, yakni 8.950 penumpang kedatangan dan keberangkatan 4.325 penumpang serta pergerakan 138 pesawat udara.
"Menjadi harapan positif bagi kami di sektor aviasi dan perekonomian masyarakat Pulau Bali, dalam artian Bandara Ngurah Rai mulai kembali beroperasi melayani penerbangan internasional seiring dengan itu pariwisata juga bisa bangkit kembali," kata Herry.
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Agraria, Infrastruktur dan Transportasi Republik Korea (Korea Selatan) Yun Seong-Won, Senin (21/3). Menhub Budi memanfaatkan pertemuan ini untuk mengajak maskapai dari negeri ginseng tersebut membuka kembali penerbangan ke Bali.
“Saya ingin menginformasikan bahwa Bali telah dibuka kembali untuk wisatawan asing, oleh karena itu saya mendorong maskapai Republik Korea (Korsel) dapat melakukan penerbangan kembali ke Denpasar-Bali,” jelas Menhub Budi di Jakarta dalam keterangan tertulis, Selasa.
Menhub mengatakan, pertemuan bilateral dengan pemerintah Korsel tersebut membahas sejumlah hal mulai dari penandatangan perjanjian kerja sama di bawah kerangka kerja sama yang sudah disepakati kedua negara melalui program Official Development Assistance (ODA), hingga pembahasan peluang kerja sama kedua negara di sektor transportasi.
Adapun perjanjian kerja sama atau Memorandum of Agreement (MoA) berupa hibah yaitu pertama, kerja sama proyek Master Plan for Improving Bus Terminal in the Republic of Indonesia and Implementing Transport System (ITS) as pilot projects yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Dan kedua, kerja sama Basic Design and Pilot Project of Bus Information Management System (BIMS) for Jakarta yang akan dilaksanakan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
MoA tersebut ditandatangani langsung oleh Wamen Agraria, Infrastruktur dan Transportasi Korsel Yun Seong-Won dan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi.
Lebih lanjut Menhub menyatakan, menyambut baik adanya minat dari sejumlah perusahaan swasta di Korsel untuk berpartisipasi pada sejumlah proyek infrastruktur transportasi melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU/Public Private Partnership).
Salah satunya yaitu pada proyek pembangunan LRT di Bali yang diminati oleh KEXIM Bank untuk memberikan bantuan hibah untuk melakukan feasibility study/studi kelayakan. (zae)
Baca juga: Sekar Jual Minyak Tandusan Atasi Mahalnya Minyak Goreng