TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Bali telah mengukir pencapaian besarnya sepanjang masa pandemi. Sekitar 450.000 wisatawan tercatat telah mengunjungi Bali. Perhitungan jumlah wisatawan tersebut dimulai sejak 25 April hingga 8 Mei.
Jika dirata-ratakan, maka Bali menerima 30.000 wisatawan setiap hari. Puncaknya adalah pada 30 April. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali mencapai angka 50.000 orang.
Hal ini sangat disambut syukur oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun.
"Syukur kita akhirnya bisa dapat wisatawan lagi setelah dua tahun tersumbat. Ya walaupun memang belum sebanyak sebelum pandemi. Saya sendiri juga mengikuti perkembangan wisatawan khususnya selama lebaran. Jalanan macet, pelabuhan Sanur ramai, Nusa Penida juga ramai. Tentu ini merupakan kabar gembira untuk kita semua," ujar Tjok Bagus Pemayun.
Ia juga menceritakan pengalamannya yang sulit mendapatkan akomodasi liburan untuk keluarga dan rekanan.
Hal ini karena penuhnya kamar hotel dan vila selama libur Lebaran kemarin. Walaupun saat ini masih didominasi oleh wisatawan domestik, ia berharap masyarakat tidak berkecil hati.
Dengan libur sekolah yang sudah semakin dekat, Tjok Bagus Pemayun memprediksi wisatawan akan meningkat kembali.
Hal ini akan terjadi mulai akhir Mei hingga Juni mendatang. Ditambah lagi dengan musim dingin yang akan bersemi pada bulan yang sama. Tentu ini juga akan mendatangkan wisatawan mancanegara, khususnya Australia.
"Kalau Juni itu sudah liburan sekolah, mungkin yang domestik akan ke Bali lagi. Nah pas akhir Mei sampai Juni itu juga sudah musim dingin di Australia. Kalau Eropa mungkin Desember, pas musim dinginnya di bulan itu. Untuk Rusia, mungkin karena faktor perang. Jadinya agak susah," jelasnya kepada Tribun Bali, Senin (9/5).
Terkait dengan pengaruh kunjungan wisatawan yang belum dirasakan pelaku usaha, Tjok Bagus Pemayun mengimbau agar masyarakat tetap sabar.
Saat ini, seluruh masyarakat di dunia sedang dalam proses pemulihan dan berbenah. Mengingat pandemi Covid-19 yang sudah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat di Bali juga diharapkan bergotong-royong berbenah.
"Saya paham dengan kondisi pelaku usaha yang mungkin sedang berkeluh kesah. Tapi kita juga harus memaklumi kondisi wisatawan. Karena sudah dua tahun pandemi kan, mungkin mereka juga sedang tidak stabil. Sekarang kita coba bahu-membahu menjaga Bali. Kesampingkan dulu ego sektoral kita. Dan tentunya sabar, pasti akan ada galah (jalan)," ujarnya.
Tjok Bagus Pemayun mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota se-Bali untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Bali. Koordinasi ia jalin sesuai dengan pentaholic yang ada. Diantaranya dengan masyarakat, media massa, pemerintah, industri pariwisata, dan akademisi.
"Kita sudah ajak pemerintah di kabupaten kota untuk bersama-sama menjaga pariwisata di Bali. Baik itu melalui surat resmi maupun melalui pertemuan secara online. Seperti kemarin untuk menyambut libur Lebaran kita sudah diskusikan semua," ujar Tjok Bagus Pemayun.