Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Vihara Buddha Dharma dan 8 Phosat Bogor ramai dikunjungi wisatawan, baik dari umat Buddha maupun non-buddhist.
Vihara yang terletak di Desa Tonjong, Tajurhalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, jadi tempat wisata religi.
Tidak hanya sebagai tempat peribadatan umat Buddha, namun banyak juga wisatawan berkunjung ke lokasi ini baik dari Jabodetabek, luar daerah hingga dari luar negeri.
Itu lantaran tempat ibadah umat Buddha ini punya Patung Buddha Tidur atau Sleeping Buddha dengan panjang 18 meter dan tinggi 5 meter.
Baca juga: Momen Ribuan Umat Budha Rayakan Hari Waisak di Vihara Dhammacakka Jaya Jakarta
Sekaligus pula menjadi satu Patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia dan satu-satunya di Jawa Barat.
Pengurus Yayasan Vihara Buddha Dharma, Andrean Halim mengatakan pihaknya sangat terbuka jika vihara tersebut dijadikan tempat wisata bagi masyarakat luas.
"Sebetulnya ini tempat ibadah, namun banyak juga wisatawan yang berkunjung sekedar foto-foto. Tidak ada masalah akan hal itu, kita sangat terbuka untuk siapa saja," kata Andrean Halim saat ditemui Tribunnews.com, Senin (16/5/2022).
Dia menjelaskan Patung Buddha Tidur tersebut dibangun oleh Andy Suwanto Dhanujaya, yang merupakan pendiri sekaligus pembina Vihara Buddha Dharma dan 8 Phosat.
Adapun Vihara Buddha Dharma dan 8 Phosat diresmikan Djoko Wuryanto, Direktorat Jenderal Agama Hindu Budda Kementerian Agama pada 2012.
Kata Andrean, Patung Buddha tidur ini merupakan sosok Siddharta Gautama.
Pembangunan patung tersebut menghabiskan batu kali sebanyak 15 truk dan 500 semen, agar lebih kuat.
Selain itu, posisi tidur menghadap kanan ini merupakan contoh tidur yang baik dan berguna bagi kesehatan manusia.
Baca juga: Umat Buddha Antusias Rayakan Upacara Waisak 2022/2566 BE di Vihara Buddha Dharma dan 8 Phosat Bogor
Seorang pengunjung, Herman, sengaja datang dari Cimone, Karawaci, Tangerang, Banten.
Menempuh satu jam lebih perjalanan menggunakan kendaraan roda empat, dia bersama keluarga sengaja menyambangi Vihara Buddha Dharma dan 8 Phosat untuk beribadah sekaligus berwisata.
“Kita memperingati hari Waisak untuk men-sucikan hati kita kepada sang Buddha,” ujar Herman.
Pria 41 tahun ini mengaku senang bisa kembali mengikuti upacara perayaan Waisak secara langsung. Sebab sebelumnya, pandemi Covid-19 turut membatasi kegiatan Ibadah.
Dia berharap upacara Waisak dapat terus dilakukan seperti sedia kala.
“Ya bersyukur tahun ini kita bisa merayakan dengan khidmat. semoga tahun kedepannya bisa lancar kaya gini lagi,” katanya.