News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

TKI Asal Cianjur Pulang dengan Tangan Hampa, padahal Berada di Arab Saudi 11 Tahun

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TKW asal Cianjur pulang depresi dan tak membawa gaji setelah bekerja di Arab Saudi, Minggu (29/5/2022).

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR- Ai binti Entib (36), seorang tenaga kerja wanita ( TKW ) asal Kampung Sukamaju, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur Jawa Barat  terpaksa pulang dengan tangan hampa.

Padahal dia telah 11 tahun bekerja di Arab Saudi.

Tak hanya sampai di situ, Ai diketahui dalam kondisi depresi saat tiba di rumah.

Sebelas tahun bekerja di Arab Saudi Ai pun tak ada kabar ke keluarga.

Menurut Yeni (54) ibu kandung Ai, anaknya berangkat ke negara Timur Tengah itu sejak 2011 melalui penyalur jasa tenaga kerja PT Youmba Biba Abadi yang beralamat di Jakarta.

"Saya tidak mengetahui pasti permasalahannya apa di sana.

Tahu -tahu Ai sampai di rumah sudah keadaan depresi," ujar Yeni kepada wartawan, Minggu (29/5/2022).

Baca juga: Cara Membuat Sertifikat Vaksin Internasional Arab Saudi atau KSA di PeduliLindungi

Dikatakan Yeni, Ai berangkat ke luar negeri jadi pekerja migran Indonesia bertujuan untuk membantu perekonomian keluarga dan mencari untuk biaya pendidikan kedua anaknya.

Saat berangkat pun, Ai dalam kondisi sehat.

"Anak saya dulu berangkat ke sana sehat.

Makanya saat datang kaget badannya kurus kecil dan  tidak bisa diajak komunikasi," katanya.

Selama berada di luar negeri Ai tidak pernah ada komunikasi bahkan pihak keluarga berupaya meminta bantuan ke pemerintah dan instansi terkait.

Sejak kedatangannya sampai sekarang, baru komunikasi satu kali dan itu pun sulit.

Baca juga: Pekerja Migran Non Prosedural di NTB Rawan Jadi Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang

"Anak saya sering ngurung diri di kamar susah diajak komunikasi dan kalau ada orang asing ketakutan," tutur Yeni.

Yeni berharap kepada pemerintah setempat khususnya Pak Bupati Cianjur agar bisa membantu untuk biaya pengobatan putrinya itu serta bisa mengungkap kasus yang sebenarnya.

"Saya minta tolong bapak bupati cianjur untuk bisa membantu biaya anak saya. Karena saya tidak tahu harus seperti apa," kata Yeni.

Ketua LBH Sunpar Indonesia Rahman Saepuloh, SH mengatakan, kasus yang menimpa Ai binti Entib seorang PMI asal Cianjur ini Pemda Cianjur harus sangat serius.

Pasalnya, sudah dijelaskan dalam Undang -undang nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

"Jadi kasus Ai ini kewajiban pemerintah.

Mereka harus hadir dan harus terungkap kasusnya," kata Rahman.

Rahman mengatakan, pemerintah daerah khususnya instansi terkait jangan hanya bisa mendampingi kepulangan saja.

Menurut Rahman, harus menindaklanjuti baik secara kesehatannya dan terlebih haknya. "

Yang namanya hak PMI itu wajib diperjuangkan," katanya.

Ketua DPC Astakira Pembaharuan Cianjur Ali Hildan mengatakan, kasus PMI depresi bukan hanya menimpa kepada Ai Binti Entib bnyak PMI asal Cianjur pulang depresi dengab tangan  hampa, ini kewajiban pemerintah dan terlebih dinas terkait.

"Pemerintah daerah harus hadir dan lebih serius lagi dalam hal Pelindungan bagi PMI. Mereka bukan lagi Pemberangkatan legal atau ilegal tapi  dia adalah warga Cianjur," katanya.

Sejauh ini, banyak PMI asal Cianjur pulang tanpa membawa hak dan dalam kondisi depresi.

Hal demikian, lanjut pemerhati migran itu, pemerintah daerah harus betul -betul serius dalam penanganan dan layanan informasi khususnya masalah isu migran.

"Jadi Pemda tidak hanya cukup mendapingi kepulangan saja. Tanpa melihat kesehatannya dan haknya, terlebih kasus Ai harus diungkap," kata Ali.(fam)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 11 Tahun Bekerja di Arab Saudi, TKW Asal Cianjur Pulang dalam Kondisi Depresi dan Tak Bawa Gaji

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini