TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Aparat kepolisian dikirim ke kawasan wisata premium di Labuan Bajo.
Hal ini guna mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Labuan Bajo.
Ratusan aparat kepolisian itu dikirim demi meredam gejolak, buntut kenaikan tarif masuk di TN Komodo dan Pulau Padar sebesar Rp 3,75 juta sekali masuk.
Diketahui tarif Rp 3,75 juta ini diberlakukan per 1 Agustus 2022 saat hendak masuk ke TN Komodo dan Pulau Padar.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat, menyebut Kapolda NTT telah mengirim personil ke Labuan Bajo untuk mengamankan situasi. Personil itu dikirim dari Polres Ende dan Manggarai.
"Dan bapak Kapolda telah memberikan perhatian serius dengan menurunkan tim yang cukup, baik dari polres Manggarai dan polres Ende. Dan ini mengambil pengamanan berkaitan dengan itu," sebut Gubernur Viktor Laiskodat, Senin (1/8/2022) di lobby kantor gubernur bersama sejumlah pimpinan Forkompinda NTT.
Politisi NasDem itu juga menegaskan akan menindak tegas para pihak yang menggangu keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke tempat itu.
Manajemen restoran dan hotel di kawasan wisata premium diharapkan tetap buka sebagaimana biasanya.
Viktor Laiskodat beralasan, kenaikan tarif itu sebagai upaya untuk pembatasan pada kawasan di Pulau Komodo dan Padar.
Dua pulau itu, harus dijaga ekosistem darat, lautnya dan sekitarnya.
Maraknya pengeboman ikan, dan pencurian makanan komodo berujung pada masalah dikemudian hari.
Kejadian seperti ini, menurutnya juga akan merusak keindahan bahwa laut dikawasan wisata tersebut.
Sekian banyak potensi menurutnya akan hilang. Hasil riset yang dilakukan para akademisi dari universitas ternama di Indonesia seperti ITB hingga IPB, menyebut dua pulau yang dibatasi itu, punya aset sebesar Rp 24 triliun.
Baca juga: Tarif Masuk TN Komodo Naik, Pelaku Pariwisata Mogok 1 Bulan, Bupati Jamin Keamanan Wisatawan
Kapolda NTT Irjen Pol Setiyo Budiyanto dalam kesempatan itu mengatakan, di daerah wisata memang sering terjadi pengeboman ikan.
Menurutnya, pengeboman ikan itu bukan saja untuk mencari ikan tetapi juga diindikasikan ada upaya pengerusakan lingkungan.
Mantan penyidik KPK itu tidak menjelaskan lebih jauh pasukan dari Polda NTT yang dikirim ke Manggarai Barat.
"Memang di daerah wisata itu memang ada seperti pengeboman ikan. Tapi pengeboman ikan itu pun bukan hanya ditujukan untuk mencari ikan saja. Tapi terindikasi juga bahwa itu bagian dari upaya untuk melakukan pengerusakan," jelasnya.
Polda NTT, menurutnya, sudah menempatkan kaoal dari Direktorat Pol Air untuk mengawasi perairan setempat.
Bahkan, Irjen Setiyo Budiyanto juga sudah menyepakati dengan Kepala Kejaksaan Tinggi dan Pengadilan Tinggi untuk memberikan hukuman maksimal kepada pelaku pengeboman dan perusak lingkungan di daerah wisata Labuan Bajo.
Dari catatan Polda NTT, disebutkan bahwa pelaku disinyalir berasal dari daerah lain.
Untuk itu Polda NTT akan bekerjasama dengan Polda yang berada disekitar wilayah hukum Polda NTT. Kerja sama itu dimaksudkan menelusuri pihak-pihak yang melakukan aktivitas di wilayah Labuan Bajo.
Sebelumnya, ratusan personel Polda NTT dan dari sejumlah Polres di daratan Flores, di-BKO ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat untuk mengamankan aksi protes penetapan tarif masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo dan Pulau Padar.
Di antara personel yang diberangkatkan satu peleton anggota Brimob, yang diperkuat juga dengan anggota Dit Samapta Polda NTT. Mereka diberangkatkan pada Minggu (31/7) kemarin.
"Polda mengirimkan tambahan anggota untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat dan wisatawan," kata Kapolda NTT Irjen Pol Setyo Budiyanto kepada wartawan.
Menurut Setyo Budiyanto, ratusan anggota Polda NTT yang dikirim akan membantu tugas pengamanan yang dilakukan anggota Polres Manggarai Barat. Penempatan anggota tambahan ini berlangsung hingga situasi kondusif dan aman.
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Antisipasi Gangguan Kamtibmas di Labuan Bajo, Gubernur NTT: Kapolda Memberikan Perhatian Serius ,