TRIBUNNEWS.COM - Menurut analisis BMKG, gempa bumi di Bali pada Senin (22/8/2022) sore, diakibatkan oleh adanya aktivitas subduksi lempeng.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, gempa bumi tersebut mulanya dicatat dengan kekuatan M5,8 SR.
Namun setelah dilakukan analisis, gempa bumi Bali ini memiliki parameter update M5,6 SR.
Gempa tersebut terjadi pada pukul 15.36.33 WIB di wilayah pantai selatan Klungkung, Bali.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,36° LS ; 115,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 47 Km arah Selatan Nusapenida, Klungkung, Bali pada kedalaman 134 km.
Baca juga: Cerita Warga Berhamburan Keluar Ruangan saat Gempa M 5,8 Guncang Bali Sore Ini
Menurut BMKG, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," terang Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan persnya.
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Badung, Denpasar, Klungkung, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Di daerah Buleleng, Tabanan, Karangasem, Gianyar, Lombok Utara, Lombok Timur, Dompu, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Gempa juga dirasakan hingga ke Jember Jawa Timur, dirasakan dengan skala intensitas II MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono.
Setengah jam setelah gempa bumi tersebut, BMKG belum mencatatkan adanya aktivitas gempa susulan.
Meski begitu, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan hati-hati serta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," jelasnya.
Baca juga: Bacaan Doa Ketika Ada Gempa Bumi, Dilengkapi Terjemahannya
Kesaksian Warga Terkait Gempa
Sejumlah pegawai Pemkot Denpasar berhamburan ke luar ruangan saat gempa terjadi.
Mereka yang berada di lantai dua pun menyebut getaran gempa sangat terasa.
Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai mengaku merasakan dua kali guncangan.
"Saya masih kerja, awalnya kecil saya cuma berdiri. Selanjutnya lebih besar dan saya langsung lari," katanya, Senin (22/8/2022) sebagaiaman dilansir TribunBali.
Sismono La Ode, salah satu diantara pengunjung Hotel Aston di Denpasar juga mengatakan banyak pengunjung yang keluar dari hotel.
Sejumlah pengunjung keluar dari gedung dan mencari tempat aman.
Dalam video yang dia berikan, tampak sejumlah staf dan pengunjung hotel ramai berkumpul di luar lokasi.
"Ini (pengunjung) pada keluar semua ya. Kami di Hotel Aston, gempa kekuatannya luar biasa," kata Sismono, Senin (22/8/2022) dikutip dari kepada KompasTV.
Berikut tindakan yang perlu Anda lakukan saat terjadi gempa, dihimpun dari laman BMKG:
1. Tetap tenang
Saat gempa terjadi, berusahalah untuk tidak panik dan tetap tenang!
Tarik napas dalam-dalamnya, lalu lihatlah keadaan sekitar dan pilihlah tempat yang aman untuk berlindung.
2. Di dalam rumah
Jika pada saat gempa sedang berada di dalam penginapan, berusahalah menyelamatkan diri dan orang yang ada di sekitarmu.
Berlindung di bawah meja adalah tempat terbaik untuk melindungi diri dari benda-benda yang berjatuhan akibat gempa.
Setelah itu, lindungi kepala dengan benda empuk.
Misalnya bantal, helm, papan, atau yang paling praktis kamu bisa menggunakan kedua tangan dengan posisi tertelungkup.
3. Di luar ruangan
Jika pada saat gempa terjadi kamu sedang berada di luar ruangan, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah bergerak menjauhi gedung dan tiang lantas menuju daerah terbuka.
Tetap tenang dengan menarik napas dalam-dalam dan jangan lakukan apapun.
Sebab, biasanya setelah gempa pertama akan terjadi gempa susulan.
4. Di kerumunan
Jika saat itu kamu sedang berada di kerumunan, biasanya akan terjadi kepanikan.
Untuk mengindari hal tersebut kamu bisa perhatikan arahan petugas penyelamat dan usahakan langsung menuju ke tangga darurat untuk menuju ke daerah terbuka.
5. Di gunung atau dataran tinggi
Jika gempa terjadi saat kamu sedang berada di gunung, bergeraklah menuju daerah lapang untuk berlindung.
Hindari daerah dekat lereng karena ada kemungkinan akan menimbulkan longsor dan mengancam keselamatan jiwa.
6. Di laut
Gempa di bawah laut bisa menimbulkan gelombang tsunami.
Jika gempa itu terjadi, bergeraklah ke dataran yang lebih tinggi.
7. Di dalam kendaraan
Bagi yang sedang melakukan perjalanan saat terjadi gempa, berpeganglah erat agar tak terjatuh.
Berhentilah di tempat yang lapang dan berhentilah di sana.
(Tribunnews.com/Tio)