TRIBUNNEWS.COM - Video fenomena air laut surut di Pantai Sampur Kabupaten Bangka Belitung, viral di media sosial.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video tersebut tersebar luas di berbagai platform media sosial seperti Instagram dan TikTok sejak Rabu (12/10/2022).
Pada awal rekaman memperlihatkan kondisi Pantai Sampur Bangka Belitung yang air lautnya dalam kondisi surut.
Fenomena ini membuat masyarakat keheranan dengan keadaan pantai yang tidak seperti biasanya.
Mereka terlihat memandangi pantai yang surut sambil mengabadikannya dengan ponsel pintar.
Hingga Kamis (13/10/2022), video tersebut sudah ditonton lebih dari 450 ribu kali.
Baca juga: Kasus Viral Video Sejoli Berbuat Asusila di Dalam Tenda di Gunung Salak, Disbudpar Turun Tangan
Warganet juga beramai-ramai menanggapinya dengan berbagai macam komentarnya.
Termasuk di antaranya ada yang khawatir fenomena air laut surut pertanda akan terjadinya tsunami.
"Surut karna nanti malam bulan purnama dan akan pasang airnya. Tpi hati hati juga itu ciri ciri tsunami," tulis akun @rojanjiyan_.
"Smga bkan pertanda buruk aamiin," timpal akun bernama @irma_anggrain.
Beredar isu tsunami
Warga Kabupaten Bangka Belitung kemudian dibuat khawatir dengan isu tsunami yang sempat beredar.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangkalpinang langsung membantah kabar tersebut.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Pangkalpinang, Kurniaji menjelaskan, pihaknya telah melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di sensor terdekat dari Pantai Sampur.
Hasilnya tidak ada aktivitas kegempaan di wilayah Bangka Tengah dan sekitarnya.
Pengamatan tim BMKG di lapangan juga tidak mendapati adanya gejala peristiwa tsunami.
Baca juga: Viral, Wanda Hamidah Klaim Dipaksa Kosongkan Rumahnya di Jakpus, Polisi Lakukan Pengamanan
Sehingga dapat disimpulkan isu tsunami dipastikan sebagai kabar bohong.
"Terkait dengan video viral, memang merupakan hal yang normal, karena ketika dikaitkan dengan isu tsunami itu adalah hoaks belaka," ucap Kurniaji, dikutip dari Bangkapos.com.
Kurniaji kemudian menguraikan kondisi atau kriteria apa saja yang bisa memicu terjadinya tsunami.
Pertama terjadinya gempa lebih besar dari 6,7 Skala Richter (SR).
"Kemudian, gempa dangkal dan gempanya berada di lautan, bukan di daratan," urainya.
Sementara surutnya air laut di Pantai Sampur tidak disertai gempa.
Baca juga: VIRAL Pengendara Isi BBM Pertalite di Tangki Motor Senilai Rp 267 Ribu, Begini Fakta Sebenarnya
Fakta ilmiahnya
Kurniaji menegaskan, fenomena yang menghebohkan masyarakat adalah hal biasa terjadi.
Penyebabnya adalah siklus pasang surut air laut.
Kurniaji menguraikan, ada dua jenis pasang, pertama pasang perbani dan kedua pasang purnama.
Pasang perbani atau surut biasa terjadi dua kali dalam sehari.
"Kalau purnama itu, ketika mulai di periode bulan baru, jadi ada 1-2 kali dalam 1 bulannya," kata Kurniaji.
Baca juga: 5 Fakta Pilot Lion Air Aniaya Kru Turkish Airline: Videonya Viral dan Pelaku Dihajar Penumpang Lain
Terakhir Kurniaji meminta masyarakat tidak mudah percaya dengan kabar yang beredar.
Masyarakat diminta selektif dalam menyaring informasi.
Termasuk terkait fenomena-fenomena alam yang bisa membuat khawatir.
Masyarakat dapat menghubungi call Center BMKG Pangkalpinang di nomor 08127175692 atau di sosial media Instagram @infobmkgpkp.
"Masyarakat juga diimbau update cuaca agar masyarakat dapat lebih pasti, mengetahui cuaca satu atau beberapa hari ke depan,"tutup Kurniaji.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy)