Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNNEWS.COM, BIMA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima mencatat sepuluh kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terdeteksi rawan diterjang banjir bandang.
Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan tahun lalu yang hanya berjumlah 8 kecamatan.
Baca juga: Banjir Melanda Semarang, Jalur Pantura Sempat Tidak Bisa Dilalui
"Lokasi siaga bencana banjir makin meluas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," jelas Kalak BPBD Kabupaten Bima, Chandra Kusuma, Jumat (14/10/2022).
Sepuluh kecamatan tersebut yakni Kecamatan Sanggar, Tambora, Bolo, Madapangga, Woha dan Monta.
Kemudian Kecamatan Palibelo, Belo, Sape dan Lambu.
"Sampai saat ini baru 10 kecamatan itu yang ditetapkan zona siaga bencana. Nanti akan berubah, tergantung kondisi hujan," ungkapnya.
Meluasnya wilayah ancaman banjir dipengaruhi sejumlah faktor.
Selain karena intensitas hujan, juga dipicu banyaknya hutan tutupan negara yang dibabat petani untuk perluasan lahan jagung.
"Salah satu pemicu utamanya karena hutan gundul," terangnya.
Karena air hujan tidak lagi terserap, tapi langsung mengalir ke tempat yang rendah yang akhirnya memicu peningkatan debit air.
Baca juga: Wajahnya Tak Bisa Dikenali, Jasad Pengendara Motor Terseret Banjir Dikenal Lewat Cincin di Jarinya
Sehingga air dari gunung tersebut meluap ke pemukiman warga yang mengakibatkan terjadinya banjir bandang.
"Beda misalnya ketika hutan kita terjaga, gak bakal kebanjiran begitu, karena airnya langsung terserap," terang dia.
Mengingat wilayah ancaman banjir kian meluas, masyarakat yang menempati rumah di sekitaran bantaran sungai diminta siaga dan tetap waspada.
Surat-surat penting dan barang berharga, diminta untuk ditempatkan pada lokasi yang lebih tinggi dan amankan jaringan listrik.
"Jika terjadi banjir, jangan lupa utamakan menyelamatkan anggota keluarga yang menderita sakit dan lanjut usia," terangnya.
Sementara itu, disinggung persiapan anggaran untuk penanganan bencana, dana tersebut diakui tidak ada pada pos anggaran BPBD.
Namun anggaran akan diajukan ke Pemda Bima pasca bencana alam dilaporkan terjadi.
"Biasanya begitu yang kita lakukan, jadi di BPBD gak ada anggaran khusus penanganan bencana. Tapi harus diajukan setelah ada kejadian," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Waspada, 10 Kecamatan di Bima Ini Terancam Banjir Bandang