TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) AMAN Rukka Sombolinggi meminta seluruh peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam (KMAN VI) yang mulai melakukan perjalanan menuju Wilayah Adat Tabi, Jayapura, Papua, agar senantiasa menjaga kesehatan. Rukka berharap semua peserta selamat sampai tujuan.
Pesan tersebut ia sampaikan secara khusus ke Henriana Hatrawijaya beserta rekannya, Algar Yuliadi, yang melakukan perjalanan spiritual dari Banten menuju Papua melalui jalur darat dan laut.
“Jaga kesehatan selama di perjalanan hingga sampai tujuan dengan selamat,” kata Rukka saat melepas keberangkatan keduanya dari Rumah AMAN di Bogor pada 11 Oktober 2022.
Rukka menyatakan bahwa pada prinsipnya, semua peserta KMAN VI sesungguhnya sedang melakukan perjalanan spiritual ke Papua.
Masyarakat Adat berangkat dari komunitas Masyarakat Adatnya dengan cara masing-masing. Ada yang naik pesawat lewat jalur udara, kapal lewat jalur laut, maupun kendaraan lain lewat jalur darat.
Ia pun berharap agar semua peserta KMAN VI yang berangkat ke Papua, dapat mengikuti petunjuk dari ketua adat masing-masing. Ia bilang, “Ikuti petunjuk ketua adat dan jangan lupa sampaikan pesan mereka nanti di KMAN VI di Papua!”
Rukka juga mengingatkan peserta untuk membawa batu dan kayu dari wilayah adat masing-masing sebagai simbol kehidupan Masyarakat Adat di Nusantara.
Henriana Hatrawijaya - akrab disapa Kang Noci - mengaku senang perjalanan spiritual yang dilakukannya bersama Algar, mendapat restu dari Sekjen AMAN. Menurutnya, restu itu mereka butuhkan sebagai bagian dari ritual yang dilakukan sebelum melanjutkan perjalanan spiritual ke Papua.
“Kewajiban kami untuk meminta doa dan restu dari Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi karena ini menjadi satu agenda yang sangat penting untuk memulai perjalanan spiritual kami ke Papua,” kata Kang Noci.
Kang Noci dan Algar telah memulai perjalanan spiritual dari Banten pada 10 Oktober 2022. Sebelum berangkat ke Bogor untuk menemui Sekjen AMAN, mereka sempat menemui Kepala Kejaksaan Tinggi Banten Leo Simanjuntak dan sejumlah birokrat Provinsi Banten.
Setelah itu, keduanya melanjutkan perjalanan menuju Surabaya dengan kereta dan Makassar dengan kapal laut.
“Saya sekarang di kapal, di tengah laut. Jika tidak ada halangan, nanti malam kami sampai di Makassar,” kata Kang Noci saat dihubungi melalui telepon pada Jumat (14/10/2022).
Setibanya di Makassar, mereka akan menginap sejenak dan melanjutkan perjalanan dengan kapal laut lagi ke Papua. Mereka diperkirakan akan tiba di Papua pada 20 Oktober 2022.
Sesampainya di Papua, Kang Noci akan menghadap terlebih dulu kepada ketua adat setempat. Menurutnya, itu harus dilakukan karena telah menjadi syarat maupun bagian dari perjalanan spiritual yang hendak mengoneksikan satu kelompok Masyarakat Adat dengan kelompok lain.
“Ketika berangkat dari Banten, kami dibekali oleh Kasepuhan di sini, maka itu harus sampai di sana (Papua),” paparnya.
Kang Noci menerangkan bahwa itulah makna dari perjalanan spiritualnya: koneksi yang kuat antar-Masyarakat Adat. Ia mengutarakan, itu justru telah menjadi perintah dari perjalanan spiritualnya untuk lekas menjumpai ketua adat lebih dulu ketimbang pejabat pemerintah di sana.
Baginya, perjalanan spiritual itu menjadi simbol yang hendak ditegaskan pada Masyarakat Adat dari berbagai penjuru Nusantara dan belahan dunia atas solidaritas sesama Masyarakat Adat di bumi.
“Itu akan kita buktikan dalam perjalanan ini,” tandasnya.(*)