Setiap pagi, Ida berangkat dari rumahnya di Ngunut Rt 03 RW 06, Bentakan, Kecamatan Baki, Sukoharjo.
Setelah itu, ia akan standby di titik-titik tertentu untuk menunggu orderan masuk.
Pria berusia 41 tahun ini memang sengaja berangkat pagi-pagi demi menjemput rejeki.
Charger handphone, dua power bank dan dua jas hujan menjadi perlengkapan yang wajib ia bawa.
“Penghasilan kan dipengaruhi juga oleh jam keberangkatan. Makanya saya membiasakan berangkat ontime. Pagi jam 6 saya usahakan sudah berangkat dari rumah,” ungkapnya.
Dari hasil ngojek, setiap harinya, Ida bisa mengantongi pendapatan minimal Rp 200 ribu.
Itu saat kondisi sepi.
Saat sedang ramai atau banyak order, penghasilannya lebih dari Rp 200 ribu.
Pendapatan itu kemudian dikurangi biaya bahan bakar minyak (BBM) dan uang makan sekitar Rp 50 ribu. Sehingga Ida mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 150 ribu per hari.
Dengan asumsi 30 hari, Ida bisa mendapat pendapatan bersih sekitar 4,5 juta hingga 5 juta per bulan.
Angka ini tentu jauh di atas Upah Minimum Regional (UMR) kabupaten/kota di wilayah Solo Raya yang berada di kisaran angka Rp 2 juta.
Selain penghasilannya yang lumayan, menurut Ida, menjadi driver Gojek juga memiliki kelebihan dari sisi waktu
Ia bisa menentukan sendiri kapan waktu untuk berhenti bekerja.
Lamanya waktu bekerja akan berbanding lurus dengan penghasilan yang bakal ia bawa pulang ke rumah.