News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Driver Gojek, Jembatan Menuju Keluarga Sejahtera, Penyelamat Kala PHK

Penulis: Daryono
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mitra driver Gojek.

Gojek menjadi penolong saat dirinya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sekira setahun lalu.

Saat itu, ia diberhentikan sebagai teknisi komputer di wilayah Fajar Indah Solo.

Perusahaan tempat ia bekerja sudah tidak mampu bertahan lagi akibat Pandemi yang mendera.

“Mau melamar pekerjaan lain sudah terbentur umur. Akhirnya (menjadi driver) Gojek jadi pilihan,” ujarnya kepada Tribunnews.com, Senin (24/10/2022).

Ari Saptono, driver Gojek saat ditemui di kawasan UMS, Sukoharjo, Senin (24/10/2022). (Tribunnews.com/Daryono)

Dari pekerjaannya sebagai driver Gojek, lanjut Ari Saptono, cukup untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Padahal ia tidak bisa bekerja full time karena harus ikut mengurus anak.

Pasalnya, istrinya juga bekerja sebagai seorang perawat di sebuah rumah sakit di Solo.

“Paling saya online sekitar lima jam. Dari jam 6 hingga jam 2 sore. Siang harus pulang karena menjemput anak sekolah. Setelah itu menjaga anak kalau istri masuk siang,” terangnya.

Dari bekerja itu, Ari mengaku mendapatkan penghasilan antara Rp 100.00 hingga Rp 200 ribu per hari.

Hasil itu terbilang cukup untuk kebutuhan sehari-sehari.

Sementara sebagian dari hasil bekerja istri bisa disisihkan untuk ditabung.

Ari memang belum bisa bekerja full time sebagai driver mengingat harus menjaga anak secara bergantian bersama istri.

“Kalau bisa full time tentu hasilnya bisa lebih banyak,” ujar Ari.

Bantuan biaya operasional hingga kemudahan beli rumah

Head of Regional Corporate Affairs Gojek Regional Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Mulawarman mengatakan sejak awal berdiri hingga saat ini, Gojek meluncurkan sejumlah program untuk mendukung kesejahteraan mitra driver.

Melalui sejumlah program yang digulirkan, target jangka panjangnya, kesejahteraan mitra driver diharapkan bisa naik kelas.

Program itu di antaranya melalui program Gojek Swadaya yang diluncurkan sejak 2016.

Lewat program Gojek Swadaya ini, ada tiga hal yang dilakukan untuk mitra driver yakni mengurangi biaya operasional driver, pemberian bantuan sembako dan perencanaan bagi mitra driver agar memiliki asset.

Dalam hal menekan biaya operasional mitra driver, Gojek melakukan kerjasama dengan sejumlah pihak untuk memberikan potongan bagi mitra driver.

“Contohnya, kami bekerjasama dengan salah satu operator selular sehingga mitra driver menggunakan paket data yang lebih murah ketimbang masyarakat umum. Kemudian di Semarang atau di Solo, Gojek bekerjasama dengan bengkel motor berjejaring sehingga mitra driver bisa service motor dengan harga lebih murah, ” ungkapnya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (26/10/2022).

Ilustrasi Gojek. (Istimewa)

Selain itu, Gojek juga menggelar festival atau bazar yang diadakan sebulan sekali.

Lewat bazar ini, Gojek menyediakan sembako murah ataupun juga hal-hal lain yang bisa membantu kebutuhan mitra, mulai dari kebutuhan pokok sampai pendidikan.

Di bidang pendidikan, Gojek memberikan beasiswa bagi anak mitra driver untuk kuliah di politeknik.

Saat ini, sudah ada lima politeknik di lima kota yang bekerjasama dengan Gojek dalam hal pemberian besiswa bagi mitra atau anak mitra.

Program Gojek Swadaya juga dikembangkan di masing-masing daerah sesuai kebutuhan.

Di Solo misalnya, Gojek bekerjasama dengan Perumahan Nasional (Perumnas) dan Bank Tabungan Negara (BTN) untuk memberikan akses yang lebih mudah bagi mitra driver untuk mendapatkan rumah.

Di tahap awal ini, ada 100 unit rumah subsidi di Perumnas Jeruksawit, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, yang ditawarkan kepada mitra driver.

“Cicilan mulai dari Rp 900 ribu sampai Rp 1,5 juta per bulan atau cicilan Rp 50 ribu per hari lewat Gopay,” ujarnya.

Program ini digulirkan berawal dari temuan tim Gojek dimana kebanyakan mitra driver masih mengontrak atau belum memiliki rumah.

Untuk mendapatkan rumah ini, mitra driver harus memenuhi sejumlah syarat salah satunya yakni penghasilannya tidak boleh lebih dari Rp 6 juta.

Setelah mitra driver mengajukan permohonan, Gojek dan BTN akan melakukan seleksi dari sisi kemampuan bayar.

“Kami inginnya tidak sekedar menawarkan rumah. Karena gol-nya, rumah itu bener-bener sukses jadi rumah mereka (mitra driver,-Red). Kami tidak ingin di awal hanya ngasih kesempatan, kemudian akhirnya (angsuran) mereka macet. Karena kan sayang, duitnya nggak balik ke mereka."

"Makanya kita cari driver-driver yang masuk untuk kemampuan bayarnya karena kita inginnya berkelanjutan sampai mereka selesai mengangsur dan rumah itu benar-benar jadi milik mereka,” bebernya.

Baca juga: Cegah Informasi Simpang Siur, Gojek Gencar Sosialisasi Kenaikan Tarif ke Mitra Driver

Menurut Mulawarman, program ini baru disosialisasikan pada bulan September lalu.

Perkembangan terakhir, sudah ada 16 permohonan mitra driver yang sudah disetujui.

Selain itu, Gojek juga memberikan pelatihan dengan beragam tema bagi mitra driver.

Mulai dari manajemen keuangan, pelatihan bisnis hingga pelatihan Bahasa Inggris.

Melalui pelatihan ini, diharapkan dalam jangka panjang, mitra driver bisa naik kelas dan tidak selamanya menjadi driver Gojek.

“Kita berharap mereka ini bisa naik kelas. Karena tujuannya, mereka ini tidak selamanya jadi driver. Kita harapkan bisa naik kelas, misalnya jadi UMKM."

"Dengan pelatihan yang diberikan, diharapkan bisa meningkatkan wawasan mereka untuk bisa jadi UMKM yang akhirnya jadi mitra Go Food. Lalu mereka sudah bisa fokus ke mitra GoFood-nya dan di lapangannya (sebagai mitra driver) berhenti dan ada regenerasi. Itu tujuan besarnya,” pungkasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini