ES menambahkan anaknya juga telah menyelesaikan proses CT Scan.
Baca juga: Tak Terima Disebut Satpam, Alasan Polisi di Medan Keroyok Perawat Rumah Sakit
Hasilnya, di dalam otak MWF ditemukan gumpalan.
"Kemarin dokter usai CT Scan, dan mengatakan jika di otak anak saya terdapat gumpalan."
"Belum jelas seperti apa, nanti mau menemui dokter lagi," ungkapnya.
Di sisi lain, ES mengatakan anaknya tersebut mengalami trauma dan ingin keluar dari sekolah tersebut.
"Anaknya bilang mau pindah saja, sudah tidak mau sekolah di situ lagi," katanya.
Motif Diduga karena Pemalakan
ES menduga pengeroyokan yang dialami anaknya itu karena pemalakan oleh tujuh kakak kelas korban.
Bahkan, katanya, MWF telah dipalak oleh ketujuh kakak kelas korban sejak duduk di bangku kelas 1 SD.
ES menceritakan jika MWF tidak memberikan uang ke kakak kelasnya maka akan dipukuli.
"Jadi ini karena pemalakan. Kan uang sakunya setiap hari Rp 6 ribu, yang Rp 5 ribu diminta kakak kelasnya yang kelas 6," ceritanya.
Hal ini baru diketahui ES saat anaknya itu telah sadar dari koma.
"Mungkin gengsi mau cerita, takutnya dibilang anak suka ngadu sama temen-temennya. Sampai kelas 2 ini tidak pernah cerita," ujarnya.
Terkait kejadian ini, ES menganggap sudah fatal sehingga dirinya melapor ke pihak kepolisian.