TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswi sebuah kampus Islam di Jember, Jawa Timur, nekat lakukan percobaan mengakhiri hidupnya.
Ia melakukan hal tersebut di kamar mandi kosnya pada Selasa (22/11/2022).
Mahasiswi berinisial IS (19) ini nekat melakukan hal tersebut karena diduga tak kuat dengan perkuliahannya.
Bahkan, IS pernah pernah bercerita tentang keinginan bunuh dirinya tersebut.
IS menceritakan keinginannya tersebut kepada teman-temannya.
Niat tersebut pun tak ditanggapi oleh teman-temannya karena dikira sedang bercanda.
Baca juga: Gangguan Mental Tak Datang Tiba-tiba, Bisa Jadi Warisan, Ini Picu Anak Depresi Hingga Akhiri Hidup
Tindakan ini pun dikonfirmasi oleh Kapolsek Kaliwates Kompol M. Zaenuri.
Ia mengatakan bahwa IS merupakan warga Kabupaten Mojokerto.
"Berdasarkan keterangan sejumlah saksi dan teman-teman kosnya, korban hendak bunuh diri karena diduga tidak kuat dengan tugas kuliahnya," kata dia pada Kompas.com
Saat hendak mencoba mengakhiri hidup, teman-teman IS berhasil menyelamatkannya.
Teman-teman IS menolong IS saat mendengar suara teriakan dari kamar mandi kosnya.
Korban yang terlihat bersimbah darah dengan pisau di sampingnya pun dilarikan ke Puskesmas Mangli untuk mendapatkan pertolongan.
Klarifikasi Pihak Kampus
Menanggapi tindakan salah satu mahasiswanya, UIN KHAS Jember melalui Kepala Pusat Data dan Informasi Kelemgbagaan, dr Moh Nor Afandi mengungkapkan bahwa motif mahasiswa bunuh diri tersebut tidak benar.
Menurutnya, mahasiswa tersebut mengalami kekhawatiran berlebihan atau over thingking atas hasil pekerkerjaan menjadi panitia suatu kegiatan.
Baca juga: Titiek Puspa Akui Semasa Kecil Sempat Mencoba Akhiri Hidup
"Setelah kami dalami, ternyata yang bersangkutan bukan karena tugas kuliah," kata Afandi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu, (23/11/2022).
Ia menambahkan mahasiswi tersebut sempat menjadi panitia kegiatan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).
Mahasiswi tersebut menjadi panitia acara pada Sabtu (19/11/2022) lalu.
Afandi mengungkapkan, IS sering menanyakan hasil dari pekerjaannya saat bertugas tersebut.
IS juga kerap mengatakan bahwa kerjanya belum maksimal.
Ia pun dikatakan sering terlihat menyendiri dan murung setelah acara selesai.
Hingga akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Pihak Afandi juga mengaku telah menanyakan hal ini pada dosen bersangkutan.
IS, dikatakan Afandi, adalah mahasiswi yang tergolong aktif.
"Semoga peristiwa seperti ini tidak terulang lagi," pungkasnya.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Jika Anda mengalami masa sulit, stres atau hampa dalam hidup seperti depresi, segera hubungi hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293).
Anda juga bisa mendapat layanan konseling melalui website Into the Light Indonesia via link berikut.
(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Bagus Supriadi)