Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada pemberitaan, kerap ditemukan anak-anak yang alami depresi dan memutuskan untuk mengakhiri hidup.
Hal ini tentu menjadi pertanyaan, kenapa ada kasus bunuh diri pada anak?
Terkait hal ini, Psikolog & Grafolog Joice pun memberikan tanggapan.
Baca juga: Psikolog Anjurkan Ada Pemeriksaan Rutin Kesehatan Mental Tiap 6 Bulan atau Setahun Sekali
"Ada anak-anak mengalami depresi dan sebagian memutus untuk mengakhiri hidup. Ada beberapa kasus nyata," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (2/11/2022).
Nyatanya, selain riwayat pola asuh, depresi kata Joice dapat diwariskan dari orangtua.
Situasi ini yang memungkinkan mereka mengalami gangguan mental.
"Jangan lupa gangguan mental itu adalah salah satu hasil warisan," katanya lagi.
Baca juga: Fokus Jalani Terapi, Iniesta Mengidap Masalah Kesehatan Mental dan Depresi
Hal ini tentu setelah dipastikan dengan pemikiran psikologi dan psikiatri, jika ditemukan depresi.
Ia pun menganjurkan untuk berhati-hati, karena ada unsur keturunan di dalamnya.
"Depresi diwariskan, tidak datang secara tiba-tiba. Jadi depresi itu punya bakat. Kira-kira begitu, jadi diwariskan, misalnya dari ibunya, bapak, neneknya atau antar generasi," paparnya lagi.
Sehingga, kata Joice sesuai penelitian saat ini, gangguan mental bisa diwariskan secara genetik.
Karenanya, penting untuk dilakukan beberagai upaya pencegahan.
Salah satunya seperti melakukan pengecekan kesehatan mental secara berkala.
Tujuannya untuk mengetahui, bagaimana kondisi kesehatan mental seseorang.
Dan langkah apa yang perlu dilakukan jika memang terdiagnosis alami gangguan kesehatan mental.