Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Abdullah, relawan yang menjadi sopir ambulans pembawa jenazah korban gempa Cianjur Jawa Barat, mengungkapkan kendala saat dirinya bertugas.
Abdullah mengaku kendalanya adalah mulai banyaknya mobil ambulans pembawa bantuan untuk korban gempa.
Hal ini membuat macet jalanan sehingga menghambat perjalanannya untuk ke rumah sakit mengantarkan jenazah.
Ambulans pengangkut bantuan untuk para korban kerap ditemuinya menyalakan rotator dan sirine agar diberi jalan sehingga membuat jalan raya padat.
"Saya tahu niatnya baik ya. Banyak ambulans yang nganter sumbangan tapi mereka nyalain sirine, nyalain rotatornya gitu lho. Jadi menghambat," kata Abdullah saat ditemui di Desa Cijedil, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022).
Baca juga: Korban Gempa Cianjur Khawatir Tokonya Dijarah, Ada yang Tidur di Kandang Kambing
Karena hal tersebut, Abdullah menceritakan dirinya sempat diberhentikan oleh petugas kepolisian karena dianggap hanya membawa bantuan.
"Kita benar-benar bawa jenazah ya itu kemarin sempet diberhentiin sama polisi, disuruh ikut antrian (kendaraan), saya bilang ini liat aja pak saya bawa jenazah," jelasnya.
Pria asal Solo Jawa Tengah ini meminta kepada para sopir ambulans pembawa bantuan untuk tetap tertib saat berada di jalan raya agar tidak menghambat proses evakuasi korban.
"Terus ya itulah kita cuma mengimbau aja ya. Kita tahu maksud mereka baik bawa bantuan, cuma kan gak perlu lah (pasang sirine dan rotator) kalau enggak urgent sekali. Jadi ini kita kan disangka seperti mereka padahal bawa jenazah," ungkapnya.
Di sisi lain, pria bertubuh gempal itu menceritakan jika dirinya sudah ikut menjadi relawan dalam insiden bencana alam ini sejak Selasa (22/11/2022) lalu.
Bukan karena imbalan, Abdullah mengaku merasa terpanggil untuk mengabdikan dirinya membantu para korban gempa tersebut.
Ya panggilan aja, niatnya emang mau membantu aja," ungkapnya.