TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sejumlah warga mengaku langsung bergegas menyelamatkan diri mencari tempat aman saat mengetahui Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi pada Minggu (4/11/2022).
Fatini (40), warga Desa Sumberwuluh, mengungkap kondisi dirinya saat Gunung Semeru erupsi pada pukul 02.40 WIB dini hari.
Saat mengetahui Gunung Semeru erupsi, Fatini mengaku dirinya panik.
Seketika dirinya bersama warga lain bergegas mencari tempat aman.
"Langsung menuju tempat paling aman kemudian bersama-sama menyelamatkan diri," ujar Fatini ketika ditemui SURYAMALANG.COM di lokasi pengungsian.
Baca juga: Update Erupsi Gunung Semeru: 2.219 Jiwa Mengungsi di 12 Titik, Berikut Rinciannya
Fatini mengaku dirinya masih trauma dengan peristiwa erupsi Gunung Semeru pada Desember 2021 lalu.
"Ketika dengar kabar ada erupsi langsung tidak bisa mikir apa-apa, pokoknya selamat saja."
"Saya hanya membawa dompet dan langsung mengajak suami dan dua anak saya menyelamatkan diri," ucapnya.
Begitu juga dengan Mita Rosalia (35), warga Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Baca juga: Hari Ini, 121 Gardu PLN Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Ia bergegas langsung membawa kedua anaknya saat mengetahui erupsi Gunung Semeru.
Ketika Gunung Semeru erupsi, dirinya sedang terlelap tidur.
Begitu mendengar Gunung Semeru erupsi, kepanikan sempat menyelimuti dirinya.
Maklum saja, peristiwa erupsi Gunung Semeru tahun lalu masih belum hilang dari ingatannya.
Dengan erupsi Gunung Semeru kali ini, rasa trauma dalam benak Mita pun seolah timbul kembali.
Saat tahu Gunung Semeru erupsi Minggu pagi, ia tak banyak pikir panjang.
Baca juga: Jepang Berpotensi Kena Imbas Erupsi Gunung Semeru? Ini Penjelasan Peneliti ITS
"Panik sekali begitu mendengar kabar erupsi Semeru. Saya kemudian membawa dua anak saya untuk menyelamatkan diri," ujar Mita ketika ditemui di pengungsian Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Mita kemudian bergegas menggendong anaknya yang masih 3 bulan.
Di tangan kanannya anak pertama Mita yang berusia 10 tahun menggenggam tangannya begitu kuat.
Pilunya ia sedang tidak bersama suaminya pagi dini hari kala itu.
"Nangis takut, kabur cari perlindungan,saya hanya mikir nyawa selamat," ungkapnya sembari menceritakan jika dirinya hanya membawa tas berisi dokumen penting.
Wanita berkerudung ini mengaku detik-detik terjadinya erupsi Semeru begitu menakutkan.
"Jelas terdengar bunyi gemuruh ledakan begitu erupsi terjadi," ungkapnya.
Mita merupakan salah satu dari sekian banyak warga yang sempat kehilangan tempat tinggal.
Dulu, Mita tinggal di Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Lantaran rumahnya lenyap, Mita tinggal di Huntara Bumi Damai Semeru, Candipuro.
"Saya tinggal di Huntara karena sebelumnya rumah saya hancur. Jadi sudah tidak bisa ditinggali kembali. Sekarang tinggal di Huntara," kenangnya.
Kini, Mita hanya bisa berdoa sembari berharap rasa traumatisnya mereda.
"Saya berharap tidak ada erupsi susulan kembali dan bisa kembali ke rumah. Saya juga bingung mau tinggal di mana kalau tidak di rumah itu (Huntara)," katanya.
Di pengungsian, Mita bersama para pengungsi lain membutuhkan bantuan susu dan popok bagi anak bayinya.
"Sekarang bantuan yang sudah kami dapat makanan dan minuman. Kami berharap dan membutuhkan susu dan popok untuk para bayi di sini," ucapnya.
2.219 Jiwa Mengungsi
Saat ini tercatat sebanyak 2.219 jiwa mengungsi imbas erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru saat ini mengungsi di 12 titik.
Adapu rinciannya, di SDN 4 Supiturang sebanyak 266 jiwa, Masjid Supiturang sebanyak 70 orang, Masjid Nurul Jadid Pronojiwo 70 orang, Balai Desa Oro-Oro Ombo sebanyak 217 jiwa, SMPN 2 Pronojiwo 100 orang, SDN 2 Sumberurip sebanyak 119 jiwa.
Kemudian di Balai Desa Sumberurip sebanyak 228 jiwa, Balai Desa Penanggal sebanyak 131 jiwa, Pos Gunung Sawur, Ds. Sumberwuluh, Kec. Candipuro sebanyak 52 jiwa, Balai Desa Pasirian sebanyak 216 jiwa, Lapangan Candipuro sebanyak 150 jiwa dan Kantor Kecamatan Candipuro sebanyak 600 jiwa.
Hingga saat ini pun, pihak petugas masih terus melakukan proses pendataan para pengungsi guna memaksimalkan bantuan.
Data ini sedang berproses sehingga dapat berubah sampai pendataan berakhir.
Baca juga: Cerita Warga Lumajang Saat Gunung Semeru Erupsi: Bawa Dompet Lalu Ajak Anak Istri Selamatkan Diri
Sementara itu, untuk layanan kesehatan terdapat di Puskesmas Pasirian dan Puskemas Tempeh, telah disiapkan menjadi tempat perawatan sementara rujukan dari Puskesmas Penanggal dan Puskesmas Candipuro.
Khofifah menegaskan agar masyarakat patuh terhadap peringatan dan arahan petugas yang telah berada di lokasi.
Saat ini, Pemprov Jatim melalui BPBD Jatim dan relawan telah bergerak menuju lokasi erupsi untuk melakukan penanganan evakuasi dan membantu penyiapan logistik kepada masyarakat sekitar yang terdampak.
"Kami telah berkoordinasi dengan Pemkab Lumajang, khususnya Bupati Lumajang guna mengawal langsung upaya penanganan bencana erupsi Gunung Semeru," kata Khofifah, Minggu (4/12/2022).
Penanganan bencana Gunung Semeru ini menjadi prioritas utama Pemprov Jatim utamanya dalam evakuasi para korban terdampak.
Termasuk diantaranya kebutuhan para pengungsi.
"Sore ini tim BPBD Jatim sudah mulai mengirimkan bantuan baik kebutuhan pokok masyarakat terdampak maupun relawan," katanya.
Semua ini, kata Khofifah, merupakan langkah sigap yang telah dilakukan Pemprov Jatim dibawah koordinasi bersama dengan pihak BNPB dan tentunya Pemkab Lumajang guna memaksimalkan layanan bagi masyarakat yang terdampak.
Khofifah pun mengimbau seluruh masyarakat yang berada di lokasi sekitar Gunung Semeru Lumajang, untuk segera menyelamatkan diri dan mencari titik-titik evakuasi terdekat yang sudah disiapkan oleh petugas.
"Saya mohon agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan tidak melakukan aktifitas apapun dan tidak panik. Saat ini utamakan keselamatan, evakuasi diri terlebih dahulu. Tolong, karena saat ini aktivitas Semeru meningkat, segera cari dan evakuasi diri agar aman dan selamat," kata Khofifah.
Kalaksa BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto menambahkan, pihaknya masih terus melakukan proses koordinasi dengan BPBD Lumajang untuk mendata terkait kebutuhan logistik pengungsi. Selain itu, untuk meminimalisir bahaya abu vulkanik di lokasi pengungsian, BPBD Jatim juga telah mengirimkan masker untuk masyarakat sekitar dan membantu evakuasi warga menuju titik pengungsian.
Selain itu, Kecamatan Pronojiwo menyiapkan tempat tertutup (SMPN 2 Pronojiwo, SDN 2 Sumberurip dan SDN 4 Sipiturang).
"BPBD Jatim mempersiapkan bantuan awal yang sore ini dikirim. Diantaranya 200 paket sembako, Mie instan 50 Karton, Beras 1000 Kg, minyak 200 Liter, Gula 200 Kg, Sarden 200 kaleng, air mineral 100 karton,selimut 100 lembar,terpal 50 lembar, kasur lipat 50 unit, bantal 50 pcs, pakaian perempuan 50 paket, pakaian laki-laki 50 paket, detergen 12 karton, sabun mandi 2 karton, masker kain 10.000 lembar, masker medis 10.000 lembar, dan masker anak sebanyak 4.000 lembar, masker kain dewasa 6000 lembar untuk didistribusikan, bantuan ini akan terus mengalir," jelasnya.
Selain itu, BPBD Jatim di tahap awal juga telah menerjunkan kendaraan bantuan berupa 1 Truck Serbaguna / Personil, 1 Pickup Serbaguna / Personil (L300), 1 Mobil Ranger dan 1 Mobil Dinas Operasional. Total, Tim Advance yang diterjunkan pertama kali oleh BPBD Jatim sebanyak 15 personil.
Lebih lanjut Gatot sapaan akrabnya menambahkan, dirinya menghimbau agar masyarakat tidak berkegiatan dengan jarak 19 kilometer dari lokasi wilayah erupsi. Karena, hingga saat ini terpantau guguran awan panas mencapai 17 kilometer.
"Masyarakat dihimbau meninggalkan lokasi, menuju ke pengungsuan yang telah ditetapkan. Lalu, tetap menggunakan masker saat berkegiatan maupun evakuasi pengungsian untuk menjaga dari sebaran abu awan panas tersebut," imbaunya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar masyarakat juga mengecek kondisi keluarga sekitar. Dirinya berpesan, jika ada keluarga yang kurang atau tertinggal saat evakuasi agar segera diinformasikan kepada pihak petugas.
"Sehingga sama-sama bisa melakukan pengecekan dan pemeriksaan yang bersangkutan. Selalu mendengarkan himbauan petugas, jangan mudah terprovokasi informasi yang belum jelas. Karena saat informasi simpang siur banyak ditemukan," katanya.
"Saya menghimbau agar masyarakat mencari informasi pada petugas yang ada dilapangan saat ini," tegas Gatot.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Semeru Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tinggi kolom abu teramati ± 1500 m di atas puncak atau ± 5176 mdpl.
Dengan status itu, masyarakat dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Dari informasi yang disampaikan oleh BPBD Jatim, hingga pukul 14.10 WIB material APG terpantau di Curah Kobokan.
Dimana, dilaporkan hal ini diikuti oleh penurunan aktivitas yang terpantau dari seismograf.
Status Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas) setelah Semeru kembali mengalami erupsi pada Minggu (4/12/2022) pagi. (Tribunjatim.com/ Erwin Wicaksono/ suryamalang.om/ Ratih Fardiyah/ surya.co.id/ Fatimatuz Zahro)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul BPBD Jatim Buka 12 Titik Pengungsian di Kawasan Semeru, Ini Himbauan Gubernur Khofifah