Laporan Wartawan Tribun Padang Nandito Putra
TRIBUNNEWS.COM, SAWAHLUNTO - Terungkap lubang tambang batu bara yang berada dalam konsesi PT Nusa Alam Lestari (NAL) bukan kali ini saja meledak.
Ini kali kedua insiden ledakan setelah yang terakhir tahun 2016.
"Pada 26 Juli 2016, juga terjadi ledakan lubang tambang," kata Kepala Personalia dan Keuangan PT NAL Estiawan Nugroho kerpada Tribun Padang.
Ledakan di lubang tambang 6 tahun lalu itu menyebabkan tiga pekerja meninggal dunia dan dua pekerja luka-luka.
Sebelumnya, ledakan lubang tambang juga terjadi pada Jumat pagi (9/12/2022) yang mengakibatkan 10 pekerja tewas.
"Lokasi ledakan pada 2016 itu berada di lubang C1, berlokasi di atas lubang yang meledak hari ini," katanya.
Baca juga: Penyebab Ledakan di Tambang Sawahlunto yang Tewaskan 10 Orang, Diduga karena Tingginya Gas Metana
Bila ditotal, sejak menambang batu bara di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, lubang tambang batu bara milik PT. NAL telah menelan 13 korban jiwa.
Adapun titik ledakan lubang tambang tersebut, kata Estiawan berada 300 meter di bawah permukaan tanah.
Ia menambahkan, PT. NAL mengelola lima titik lubang tambang bawah tanah di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.
Pemko Sawahlunto akan evaluasi
Pemerintah Kota (Pemko) Sawahlunto bakal melakukan evaluasi terhadap standar operasional prosedur (SOP) perusahaan tambang.
Diketahui, lubang tambang batubara tersebut meledak akibat gas metana pada Jumat (9/12/2022) sekira pukul 08.30 WIB di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar).
Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Sawahlunto dr. Ambun Kadri mengatakan pihaknya akan kembali mengevalusi terkait SOP pada perusahaan-perusahaan tambang di Sawahlunto.