TRIBUNNEWS.COM - Polisi mengungkap identitas Pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan penyerangan di KM1 Jalan Trans Yapen Saubaba - Angkaisera, Distrik Yapen Utara, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, Selasa (13/12/2022) sore.
Dalam penyerangan ini terjadi aksi baku tembak antara KKB dengan polisi selama satu jam dan mengakibatkan satu warga tewas bernama Yeferson Sayuri.
Selain itu, KKB juga membakar tiga mobil, dua di antaranya milik Polres Yapen.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani mengatakan aktor utama penyerangan ini adalah Plato Merani.
Hal ini diketahui setelah ditemukan video rekaman yang menunjukkan sosok gembong KKB tersebut.
Baca juga: Mabes Polri: Seorang Polisi Terluka dan Sejumlah Mobil Dibakar dalam Insiden Baku Tembak dengan KKB
"Pelakunya Plato Merani, dia yang berbicara di video dan memegang senjata laras panjang," ungkapnya pada Rabu (14/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Ia mengungkapkan Plato Merani merupakan salah satu petinggi KKB di bawah komando Fernando Warobay.
Kombes Faizal menjelaskan jika Fernando Warobay adalah pimpinan KKB di wilayah Yapen.
Menurutnya KKB di bawah pimpinan Fernando Warobay sudah lama tidak melakukan aksi penyerangan.
"Dia (Plato Merani) masih kelompoknya Fernando Warobay," terangnya.
Kronologi penyerangan
Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal menjelaskan kronologi baku tembak ini berawal ketika rombongan polisi yang sedang dalam perjalanan terhalang oleh dua batang kayu yang dipasang di tengah jalan.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.20 WIT dan polisi berinisiatif turun dari mobil untuk mengangkat batang kayu.
“Pada saat hendak membuka palang tersebut, KKB melakukan tembakan dari arah bukit ke arah anggota yang berada di TKP. Akhirnya terjadi kontak tembak, sembari anggota mencari posisi yang aman dan memperhatikan pelaku penembakan yang berada di ketinggian,” jelasnya pada Rabu (14/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Polisi Dilempari Bom Molotov Saat Baku Tembak dengan KKB Papua, 2 Mobil Dibakar, 1 Warga Tewas
Kombes AM Kamal menjelaskan baku tembak antara KKB dan polisi berlangsung sekitar satu jam.
Polisi memilih mundur ketika mengetahui KKB menggunakan bom molotov.
"Setelah kurang lebih satu jam kontak tembak, anggota kemudian mencari sinyal untuk meminta bantuan ke Polres Kepulauan Yapen," terangnya.
Ketika bantuan dari Polres Kepulauan Yapen tiba, para polisi berusaha menyisiri lokasi penembakan namun KKB sudah tidak ada di lokasi.
“Setelah bantuan tiba, anggota kembali melakukan penyisiran di lokasi penembakan, namun pelaku penembakan telah meninggalkan lokasi kejadian,” tambahnya.
Ia mengatakan serangan KKB ini mengakibatkan seorang operator sensor meninggal karena terkena tembakan di bagian punggung.
"Korban tadi malam sudah dibawa oleh pihak keluarga untuk disemayamkan," pungkasnya dikutip dari TribunPapua.com.
Baca juga: KKB Tembak Warga Sipil dan Bakar 3 Mobil Polisi di Yapen Utara, Begini Penjelasan Polda Papua
Menurutnya, polisi kalah dalam baku tembak ini karena posisi KKB berada di ketinggian.
"Memang kontak tembak ini tidak bisa dipungkiri karena posisi mereka berada di ketinggian, anggota sudah berupaya melakukan pembalasan dan mencari posisi yang menguntungkan," tambahnya.
Setelah insiden baku tembak ini, Kamal mengatakan kondisi di Kabupaten Kepulauan Yapen sudah cukup kondusif.
"Mudah-mudahan Yapen saat ini dan ke depan lebih kondusif, karena korban dari peristiwa tersebut merupakan warga asli Yapen," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Dhias Suwandi) (TribunPapua.com/Raymond Latumahina)