Tapi, para pembesar Keraton Mangkunegaran melobi agar wilayah Colomadu tidak tergabung dalam kuasa Pemerintahan Kota Surakarta atau Solo.
Lantaran kala itu potensi Pabrik Gula Colomadu menghasilkan laba, sangat besar.
Colomadu diambil dari dua kata, dimana colo berarti gunung dan madu bermakna manis atau gula.
Saat ini, nama Malangjiwan masih tersisa sebagai nama desa di Colomadu.
Baca juga: Daftar Tarif Jalan Tol Trans Jawa Tahun 2022, Jakarta-Yogya via GT Colomadu Rp 453.500
Pusat Modernisasi Industri
Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS), Susanto, mengungkapkan eksistensi Colomadu sebagai wilayah Karanganyar, tak bisa lepas dari nilai historinya.
Dulunya, Colomadu saat masih bernama Malangjiwan, adalah pusat modernisasi industri di masa pemerintahan Mangkunegaran.
Colomadu juga berhubungan erat dengan Kecamatan Tasikmadu di Karanganyar.
Susanto menjelaskan Colomadu bermakna gunung madu, sementara Tasikmadu bernama pantai madu.
Gunung dan pantai, konon merupakan perwujudan simbol dari kekuasaan yang umumnya dimiliki oleh kerajaan atau keraton di nusantara.
Melalui dua simbol tersebut, Susanto menyebut bahwa Mangkunegara berusaha memperoleh simbol eksistensi kekuasaan mereka dengan mendirikan perusahaan modern yaitu pabrik gula.
Saat ini, Colomadu memiliki 11 kelurahan dan desa, yaitu:
1. Baturan;
2. Blulukan;
3. Bolon;
4. Gajahan;
5. Gawanan;
6. Gedongan;
7. Klodran;
8. Malangjiwan;
9. Ngasem;
10. Tohudan;
11. Paulan.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunSolo.com/Muhammad Irfan Al Amin/Adi Surya Samodra/Mardon Widiyanto)