News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Keraton Solo

Kubu Sasonoputro Tolak Mediasi Konflik di Keraton Solo, LDA Ingatkan Cagar Budaya Semakin Terlantar

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Kori Kamandungan Lor, Keraton Solo, Minggu (16/4/2017) siang. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, berusaha memfasilitasi mediasi kedua pihak Keraton Solo yang sedang konflik. Upaya mediasi ini ditolak pihak Sasonoputro.

TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, bersedia memfasilitasi mediasi antara dua kubu di Keraton Solo, Jawa Tengah, yang terlibat konflik.

Menurutnya masalah di Keraton Solo hanya bisa diselesaikan oleh kedua kubu karena merupakan masalah internal.

Ia hanya berharap kedua pihak mau duduk bersama untuk berdamai.

Hal ini diungkapkan Gibran melalui akun Twitternya @gibran_tweet pada Sabtu (24/12/2022).

"Sudah sering, Pak. Tadi pagi (Sabtu) saya sudah janjian dengan Pak Kpolres agar kedua kubu bisa duduk bareng dan berdamai."

"Kami siap untuk memfasilitasi mediasi. Tapi sekali lagi karena ini masalah internal, yg bisa menyelesaikan ya dari internal keluarga sendiri," tulis Gibran.

Baca juga: Tanggapan Cucu Pakubuwono XI soal Kericuhan di Keraton Solo, Ungkap Penyebab dan Solusi

Konflik yang terjadi antara dua kubu mengakibatkan beberapa orang terluka saat kericuhan di Keraton Solo, Jumat (23/12/2022).

Dua kubu yang terlibat konflik, yakni kubu Sasonoputro yang mengatasnamakan Raja Keraton Solo, SISKS Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi dan Lembaga Dewan Adat (LDA).

Namun, upaya mediasi ini ditolak oleh perwakilah pihak Sasonoputro.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KRA Dani Nuradiningrat, menganggap kekerasan yang dilakukan oleh pihak LDA sudah tidak dapat ditoleransi.

"Kita diserang anarkis terus disarankan mediasi ini gimana framing-nya?" ungkapnya, Minggu (25/12/2022), dikutip dari TribunSolo.com.

Dani Nuradiningrat mengingatkan kedudukan raja yang lebih tinggi dan tidak pantas jika duduk sejajar dengan para kerabat yang kedudukannya lebih rendah.

"Apakah abdi dalem, sentono, putra putri Sinuhun satu derajat dengan Sinuhun secara adat? Kalau mediasi itu kan setara," tandasnya.

Baca juga: Sejarah Konflik di Keraton Solo, Berawal dari Perebutan Takhta Setelah PB XII Mangkat 18 Tahun Silam

Sementara itu, pihak LDA yang diwakili putri Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi, ingin mediasi dapat dilakukan.

Ia menyambut baik upaya mediasi dan berharap konflik antara kedua kubu dapat segera selesai.

"Kalau saya dengan senang hati akhirnya ada angin segar pemerintah membukakan jalan memfasilitasi mediasi menyelesaikan konflik. Kita tunggu saja nanti mudah-mudahan berjalan lancar dan selesai konflik ini," terangnya, Minggu.

GRAY Devi Lelyana Dewi. (KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati)

Devi mengungkapkan konflik ini mengakibatkan banyak aset cagar budaya tidak terurus.

Menurutnya dengan adanya mediasi dan rekonsiliasi, Keraton Solo dapat lebih fokus mengurus cagar budaya.

"Kasihan Sinuhunnya, kasihan cagar budayanya karena semakin terlantar. Yang kita perjuangkan sebenarnya menjaga cagar budaya tersebut," jelasnya.

Kedua pihak saling lapor Polisi

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) H Dani Nuradiningrat, melaporkan kericuhan ini ke Polresta Solo ditemani para korban dari kubu Sasonoputro, Senin (26/12/2022).

Dani Nuradiningrat melaporkan ada penganiayaan yang dilakukan oleh kubu LDA saat kericuhan.

Baca juga: Tanggapan Ganjar Pranowo dan Gibran Rakabuming soal Konflik di Keraton Solo

"Sebagai warga negara yang baik dimintai tolong para korban yang dianiaya di Keraton Kasunanan Surakarta."

"Hak bagi mereka untuk melaporkan ini," jelasnya, Senin.

Ia membawa tiga korban ke Polresta Solo yang diduga mengalami penganiayaan.

Selain tiga korban ini, masih ada beberapa korban yang masih dirawat di Rumah Sakit Kustati, Solo.

"Nanti menyusul. Kami dimintai keterangan sebagai saksi kami siap."

"Biar tidak ada simpang siur. Semoga membuat semua hal ini gamblang," tambahnya.

Selain itu, Dani Nuradiningrat juga membawa sejumlah alat bukti.

"Alat buktinya jelas ada saksi korban, visum, keterangan rumah sakit, baju yang berlumuran darah, dan sebagainya. Dua, tiga, yang lain menyusul," pungkasnya.

Dani Nuradiningrat juga menghormati laporan polisi yang sudah dilakukan terlebih dahulu oleh pihak LDA.

"Saya berterima kasih dari pihak Gusti Devi melaporkan sebagai warga negara yang baik."

"Ketika nanti dimintai keterangan kami siap bahwa hal tersebut tidak ada sebenarnya," pungkasnya.

Baca juga: Tanggapan Cucu Pakubuwono XI soal Kericuhan di Keraton Solo, Ungkap Penyebab dan Solusi

Sebelumnya, kubu Lembaga Dewan Adat juga telah melaporkan kasus ini ke Polresta Solo, Minggu (25/12/2022).

Putri kedua Raja Keraton Solo, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi, mengatakan laporan yang dibuat ke polisi atas dugaan pengeroyokan dan penganiayaan.

"Kita melaporkan kejadian kemarin pengeroyokan dan penganiayaan lalu diduga menodongkan senjata api dari oknum aparat," terangnya.

Devi tidak mau menyebut sosok yang diduga melakukan penganiayaan ini.

"Yang terlapor masih lidik. Sudah kita kantongi namanya dugaan-dugaan namun tidak bisa kita sebutkan sekarang," tambahnya.

GRAy Devi Lelyana Dewi datang ke Polresta Solo ditemani oleh BRM Yudhistira Rachmat Saputro dan BRM Suryo Mulyo.

Polisi bantah ada oknum todongkan pistol

Ketua Eksekutif LDA, KPH Eddy Wirabhumi, mengaku ada pengancaman yang dilakukan kepada cucu Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, BRM Suryo Mulyo.

Menurut Eddy, pengancaman dilakukan dengan menodongkan senjata api ke BRM Suryo Mulyo.

Baca juga: Soal Konflik di Keraton Solo, Gibran Siap Fasilitasi Mediasi, Putra Mahkota Berharap Ada Solusi

Namun, pernyataan ini dibantah oleh Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi.

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan ke sejumlah anggota tidak ada aksi penodongan senjata api ke BRM Suryo Mulyo.

"Informasi yang berkembang ada penodongan oleh anggota, kami nyatakan tidak ada."

"Anggota yang melekat ada di sana sudah dilakukan pemeriksaan oleh internal Polri di Polda," ujarnya, Minggu.

Iwan Saktiadi membenarkan anggota yang bertugas di Keraton Solo dibekali dengan senjata api untuk pengamanan.

"Kalau pun ada anggota yang disiapkan pengamanan dibekali senjata memang sudah SOP di Polri bahwa setiap anggota yang berdinas dibekali senjata," imbuhnya.

Polisi yang bertugas di Keraton Solo diminta untuk menjaga Sri Susuhunan Pakubuwono XIII.

Penjagaan ini merupakan permintaan dari pihak Keraton Solo.

"Ada permintaan resmi dari Sinuhun ke institusi Polri untuk menempatkan anggota sebagai keamanan."

"Sudah berjalan sejak lama," pungkasnya.

Terjadi kisruh di Keraton Solo, cucu raja Keraton Solo (kanan) ditodong Pistol, hingga empat orang dilarikan di rumah sakit. Kondisi di kawasan Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (23/12/2022). (KOMPAS.com Fristin Intan Sulistyowati/TRIBUNSOLO.com Ahmad Syarifudin)

Kronologi kejadian

Awal kericuhan di dalam Keraton Kasunanan Solo terjadi pada Jumat malam pukul 19.00 WIB.

Kuasa hukum KRA Christophorus Aditiyas Suryo Admojonegoro, Agung Susilo, megatakan kericuhan ini membuat empat orang dari pihak Sasonoputro terluka dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Kustati, Solo.

"Iya. Dari satgas 4 orang luka bocor di kepala," ujarnya, Sabtu (24/12/2022).

Sementara itu, pihak LDA mengaku diusir dari Keraton Solo oleh pihak Sasonoputro.

Ketua LDA, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng, mengatakan pihak Sasonoputro membawa 50 orang untuk mengusirnya dan keluarga.

"Mereka ingin mengusir kita," ungkapnya.

Baca juga: Putri Raja Keraton Solo Dilaporkan ke Polisi Dugaan Penganiayaan, Begini Kronologisnya

Cucu Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, BRM Suryo Mulyo, mengaku ditodong senjata api oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota polisi.

Cucu PB XIII lain, BRM Yudhistira Rachmat Saputro, juga mengaku menjadi korban kekerasan karena dipukul punggungnya.

Selain itu ada putri kedua Sri Susuhunan Pakubuwana XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi, juga mengaku dipukul tangannya menggunakan bambu.

"Tangan saya, dipukulin pakai bambu pas melepaskan kawat."

"Ini saya mau visum. (Proses hukum) iya ini," ujar Devi, Jumat.

Menurut Devi kericuhan ini terjadi karena puluhan orang yang memaksa mengunci Kamandungan atau akses pintu masuk Keraton Solo.

"Penyebabnya saya tidak tahu. Tiba-tiba sekitar 50 orang mau masuk, mengunci pintu Kamandungan."

"Terus dicegah sama Y keponakan saya, dipukulin terus. Sama keponakan saya juga SS, ditodong pistol," jelasnya, dikutip dari Kompas.com.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Anang Ma'ruf/Adi Surya Samodra/Ahmad Syarifuddin) (Kompas.com/Fristin Intan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini