TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka datang dari keluarga aktivis Wiji Thukul.
Istri Wiji Thukul, Dyah Sujirah alias Sipon meninggal dunia karena serangan jantung.
Ibunda seniman Fajar Merah ini meninggal dunia hari ini, Kamis (5/1/2023) siang di RS Hermina, Solo, Jawa Tengah.
Kabar duka ini dikonfirmasi oleh istri Fajar Merah, Happy Mega Yovienta.
"Iya benar (ibunda Fajar Merah meninggal dunia)," kata Happy.
Tri Wiyono, sesepuh kampung tempat tinggal Sipon mengungkapkan, sebelum meninggal dunia, Ibunda Fajar Merah sempat makan di warung soto.
Baca juga: Sipon, Istri Wiji Thukul Meninggal Dunia di RS Hermina Karena Serangan Jantung, Dimakamkan Besok
Namun, hanya beberapa suap saja, dan merasa tidak kuat.
Diduga, asam lambungnya naik.
"Makannya cuma dikit, beberapa sendok gitu. Terus dia-nya bilang tidak kuat. Terus pulang tidur. Sore sampai malam dia-nya sambat (mengeluh)," kata Tri kepada wartawan di rumah duka.
Mengutip Kompas.com, Fajar lantas membawa sang ibunda ke rumah sakit dengan dibantu warga, Rabu (4/1/2023) malam.
Tri juga menceritakan, almarhumah memiliki riwayat sakit gula hingga salah satu kakinya diamputasi.
Namun, soal sakit asam lambung, diderita baru-baru saja.
Tak lama sebelum meninggal, Sipon telah mengeluhkan perutnya sakit.
"Asam lambungnya barusan kok. Baru dua hari. Di rumah sakit hanya satu malam saja," ungkap Tri.
Tri juga menceritakan, sebelum sakit beberap hari yang lalu, Sipon masih beraktifitas seperti biasa.
Baca juga: Istri Aktivis Wiji Thukul, Mbak Sipon Meninggal Dunia Hari Ini
Diketahui, Wiji Thukul, suami Sipon, merupakan aktivis 1998 yang keberadaannya tidak diketahui hingga kini.
Sipon diketahui belum pernah bertemu dengan suaminya setelah peristiwa 1998.
Wiji Thukul juga tergabung dalam Partai Rakyat Demokratik (PRD), selain menjadi seniman dan aktivis.
Ia merupakan salah satu aktivis yang bersuara tentang ketidakadilan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di era Orde Baru.
Darah seniman juga turun ke anaknya, Fajar Merah.
Fajar Merah kerap menyuarakan sesuatu lewat perantara lagu.
Di antaranya musikalisasi puasi milik ayahnya, Bunga dan Tembok serta Puisi untuk Adik.
“Aku cuman seorang anak yang memberikan penghargaan kepada bapaknya, memberi penghargaan karya bapaknya lewat musik yang aku buat,” ucap Fajar, Senin (17/5/2021).
(Tribunnews.com, Renald/Galuh Widya Wardani)(Kompas.com, Labib Zamani)