TRIBUNNEWS.COM - FS (19), ibu rumah tangga (IRT) di Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditemukan tewas di rumahnya, Selasa (3/1/2023).
Korban awalnya dikira tewas karena bunuh diri. Hal itu karena saat ditemukan korban dalam kondisi tergantung.
Namun, belakangan diketahui, korban dibunuh oleh suaminya, MR (20).
Dalam melancarkan aksi kejinya, MR melibatkan ibunya berinisial S (46) dan kakaknya SA (28).
Dihimpun Tribunnews.com, berikut fakta IRT dibunuh suami, mertua, dan ipar di Lombok Tengah:
Ditemukan Tergantung
Baca juga: Sejoli Tewas di Kamar Hotel Kawasan Ciputat, Posisinya Berpegangan Tangan Terlentang di Atas Kasur
Kasus ini bermula saat korban ditemukan tewas tergantung di rumahnya, Selasa, dilansir TribunLombok.com.
Jasad korban pertama kali ditemukan oleh sang adik, R (13), yang saat itu pulang dari sekolah.
Setibanya di rumah, R langsung masuk ke kamar korban.
Saat itu, R mendapati kakaknya sudah terbujur kaku dalam kondisi tergantung.
Melihat kakaknya tewas mengenaskan, R langsung berteriak memanggil S, mertua korban.
"Ibu lihat, kenapa dengan kakak saya," kata R memanggil ibu mertua korban.
Mendengar teriakan R, S langsung bergegas menuju kamar korban.
S yang melihat menantunya tewas tergantung lalu berteriak memanggil tetangganya.
Warga kemudian menguhubungi suami korban yang saat itu sedang bekerja di kebun.
Petugas kepolisian yang mendapat laporan juga langsung menuju lokasi kejadian.
Baca juga: Fakta Anak Bunuh Ibu Kandung di Kudus, Bernasib Apes saat Kabur hingga Pengakuan Pelaku
Dibunuh Suami, Mertua, dan Ipar
Polres Lombok Tengah menemukan kejanggalan pada jasad korban yang awalnya dikira bunuh diri.
Kejanggalan itu yakni, kaki korban yang menyentuh lantai serta tali di leher korban berada di posisi rendah.
Setelah dilakukan autopsi pada jasad korban, ditemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh FS.
Sementara dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa korban dibunuh oleh suaminya.
"Dari hasil autopsi kami mendapati adanya kekerasan."
"Setelah diselidiki, bahwa suaminya inisial MR merupakan otak pelakunya," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah, Iptu Redho Rizky, Rabu (4/1/2023).
Motif Pembunuhan
Dari pengakuan pelaku, motif pembunuhan itu dipicu karena korban tidak pernah patuh kepada suaminya.
Pelaku pun menyimpan dendam kepada korban sejak lama hingga akhirnya gelap mata dan menghabisi nyawa istrinya.
Baca juga: Polisi Tak Temukan Tanda Kekerasan di Tubuh Sejoli yang Tewas di Kamar Hotel Kawasan Ciputat
"Jadi kalau motifnya terduga pelaku ini kesal terhadap istrinya lantaran tidak mau patuh."
"Sehingga, MR mengajak orang tuanya S dan kakaknya S membunuh korban," jelas Redho.
Peran Masing-masing Pelaku
Dilansir Kompas.com, MR beserta ibu dan kakaknya merencanakan pembunuhan itu pada 1 Januari 2023.
Pada Selasa (3/1/2023) pagi, MR pulang ke rumah setelah mengantar ayahnya ke hutan.
MR lantas meminta korban untuk membuatkannya kopi.
Namun, saat itu, korban disebut tak menghiraukan permintaan dari suaminya.
MR pun marah dan memukul pipi korban, ia lalu mencekik dan mendorong korban hingga jatuh.
"Setelah korban dicekik, kemudian meminta bantuan dari kakak pelaku dan ibunya," terang Redho.
MR meminta bantuan kakak dan ibunya karena korban sempat melakukan perlawanan.
Baca juga: Mahasiswa asal Blora Tewas Usai Peluru dari Senapan Angin Miliknya Mengenai Dada
"Adapun peran masing-masing pelaku yakni MR suami korban mencekik leher korban menggunakan tangan."
"Kemudian S kakak ipar korban menahan kaki dengan mengikat kaki korban."
"Sehingga korban tidak bisa melakukan perlawanan," beber Redho.
Sementara itu, mertua korban mengambil tali yang ada di dapur untuk menjerat leher korban.
Buat Skenario Seolah Korban Bunuh Diri
Setelah mendapat melihat kondisi korban lemas dan diyakani telah tewas, pelaku kemudian membuat skenario.
Mereka membuat korban terlihat seolah bunuh diri.
"Kemudian bersama-sama, MR memegang kepalanya, ibu S memegang ketiak."
"SA ipar memegang kaki untuk menggantung korban agar terlihat seperti bunuh diri," ujarnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunLombok.com/Jimmy Sucipto, Kompas.com/Idham Khalid)