"Yang akhirnya bayi pertamanya disiksa, dadanya dipukul pukul kemudian kepalanya dapat benturan.
Baca juga: Bayi Perempuan Lahir Tanpa Tempurung Kepala di Ponorogo, Kini Dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya
Karena bayi itu tulangnya masih rapuh, jadi dadanya ancur," kata Su'id.
Kemudian, setelah itu dengan kemauan pribadi di samping saung itu bayi dikubur dibungkus pakai kain sarung.
"Kemudian, dia (ayah bayi) menggali tanahnya juga tidak begitu dalam dan ditutup oleh asbes," ujarnya.
Tak lama kemudian suaminya pergi dan hanya tinggal istrinya yang berada di saung samping kolam tambak udang tersebut.
"Kemudian, dalam keadaan sadar, kata si ibu bayi mau melapor ke Puskesmas tapi ingat tidak punya KTP," ucap Ia.
Akhirnya, si Ibu bayi pulang ke rumah neneknya yang berada di Dusun Tanjungsari, Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.
"Di sana, si Ibu bayi ditanya sama keluarganya, katanya dimana anak?
Tapi bilangnya mati disiksa oleh ayahnya. Kemudian sekarang dimana, kata ibunya sudah dikubur di dekat kolam. Dan itu, katanya sudah tiga hari," ucapnya.
Setelah itu, keluarga dan tetangga sekitar ramai-ramai mendatangi lokasi kuburan bayi. Kepala Dusun langsung membuat laporan ke pihak kepolisian.
"Dan ternyata, betul ada kuburannya. Kemudian kuburan dibongkar, diangkat bayinya dalam kondisi sudah mengeluarkan bau menyengat dan diamankan oleh petugas kepolisian untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit Banjar untuk diotopsi," kata Su'id.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpriangan.com dengan judul Kronologis Ayah Bunuh Sang Bayi, Dugaan Empat Hari Tak Makan