Namun, saat menawarkan organ korban, AD mengaku tidak mendapat respons dari calon pembeli.
Korban yang telah dihabisi kemudian diikat dan dibungkus, lalu dibuang di bawah jembatan kawasan Waduk Nipa-nipa, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros.
Baca juga: Kasus 2 Remaja Bunuh Bocah di Makassar: Rumah Pelaku Dirusak Massa hingga Ancaman Hukuman
Pergaulan Negatif, Ingin Jadi Kaya
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto menyebut, pelaku nekat menculik dan membunuh korban karena disebabkan beberapa faktor.
Satu di antaranya yakni aspek sosiologi. Di mana keluarga dan pergaulan pelaku diwarnai dengan hal negatif.
Contohnya, pelaku mengonsumsi konten negatif di internet, mengutip TribunMakassar.com.
"Aspek sosiologis, keluarga tersangka ataupun pergaulan tersangka ini diwarnai dengan hal negatif."
"Tentang jual beli organ tubuh. Dari situ, tersangka terpengaruh ingin menjadi kaya."
"Ingin memiliki harta, sehingga muncullah niatnya tersangka melakukan pembunuhan."
"Yang rencananya, organ dari anak yang dibunuh ini akan dia jual," jelasnya.
Sering Dimarahi Orangtua
Kedua, faktor yang menyebabkan aksi kriminal pelaku yakni aspek psikologis.
Baca juga: Anak SD di Makassar Jadi Korban Penculikan: Pelaku Hendak Jual Organ Korban Rp 1,2 M ke Luar Negeri
Ternyata, pelaku kerap dimarahi oleh orangtuanya karena persoalan uang.
Setelah ini, kata Budhi, tim penyidik akan mendatangkan psikologis untuk mengetahui sejauh mana tersangka ini tega melakukan perbuatan kejinya.