TRIBUNNEWS.COM - Belum terungkap penyebab kematian mahasiswa Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan saat menjalani Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) 09 Teknik, Jumat (13/1/2023).
Pihak kampus Unhas masih melakukan investigasi terkait penyebab kematian korbani dan Mapala 09 Teknik sudah dibekukan sementara.
Kegiatan Diksar Mapala 09 Teknik ini dilakukan sejak Senin (9/1/2023) di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Panitia Ungkap Kronologi Mahasiswa Meninggal saat Diksar Mapala, Kampus Serahkan Kasus ke Polisi
Keluarga Korban Temukan Luka Lebam
Berdasarkan pengakuan ketua Mapala 09 Teknik, Ibrahim Fauzi, korban meninggal karena mengalami sesak nafas.
Korban yang bernama Virendy Marjefy (19) sempat mengeluh sakit sesak nafas ketika berada di daerah perbukitan sebelum dinyatakan meninggal.
Namun ayah korban, James Wehantouw mengaku menemukan luka lebam pada jasad Virendy Marjefy.
"Itu ada lebam, ada luka apa, cuma kita positif thinking saja karena kita sulit jelaskan," ujarnya dikutip dari TribunMakassar.com.
Untuk mengungkap penyebab luka lebam ini, jasad korban harus diautopsi terlebih dahulu.
James Wehantouw keberatan jika jasad anaknya diautopsi dan memilih untuk langsung memakamkannya pada Senin (16/1/2023).
"Karena kalau kita mau tau penyebab nya kita harus autopsi. Setelah kita pihak keluarga pertimbangan kita keberatan autopsi," jelasnya.
Ada Beberapa Kejanggalan dalam Kematian Korban
Keluarga korban telah melaporkan kasus ini ke Polres Maros.
James Wehantouw mengaku menemukan berbagai kejanggalan dalam kematian Virendy Marjefy.