Bersama ini kami sampaikan hasil evaluasi kegiatan G Karangetang di Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, perioda 1 Januar-7 Februari 2023
I. PENDAHULUAN
Gunungapi Karangetang merupakan gunungapi strato, secara geografis terletak pada posisi koordinat 2047 Lintang Utara dan 1250 24 Bujur Timur. Puncak G Karangetang berada pada ketinggian 1784 m di atas permukaan laut. Secara administratif G. Karangetang berada di Pulau Siau yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara Gunungapi Karangetang diamati secara visual dan instrumental dan Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berlokasi di Desa Salili, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
Aktivitas vulkanik G Karangelang dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava yang terus bertambah umumnya terjadi pada kawah Utama (bagian selatan). Karakteristik erupsi G. Karangetang adalah erupsi efusif (leleran lava). Sejak 25 November 2018 pusat erupsi berada di Kawah II (Kw. Utara), menghasilkan endapan lava di sepanjang Sungai Malebuhe hingga mencapai laut, aktivitas erupsi di kawah Utara tampak mulai berhenti pada Maret 2019 Pada 20 Juli 2019 erupsi efusif terjadi lagi namun pusat aktvitas berpindah ke Kawah Utama (Kw Selatan), erupsi ditandai dengan terjadinya luncuran lava par umumnya ke bagian barat, meluncur maksimum sejauh 1800 meter. serta luncuran ke arah tenggara, selatan dan barat daya maksimum meluncur jarak sejauh 2200 meter dari pusat kegiatan. Tingkat aktivitas G. Karangetang adalah Level II (Waspada) Sejak 9 Februari 2021
II. PENGAMATAN VISUAL
Selama perioda 1 Januari 2023 Gunungapi Karangetang sering berawan hingga mendung kadang tertutup kabut pada saat jelas teramati asap kawah Utama putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal. tinggi berkisar antara 25-150 meter di atas puncak dari Kawah asap kawah putih tipis tebal tinggi maksimum 75 meter. Pada malam hari teramati api diam hanya di tubuh kubah Kawah Utara Terjadi guguran namun secara visual jarak dan arah luncuran tidak terarmati.
Penoda 17 Februari 2023 Gunungapi Karangetang sering berawan hingga mendung kadang tertutup kabut, pada saat jelas teramati asap kawah Utama putih sedang tinggi sekitar 100 meter di atas puncak, sedangkan di Kawah Utara teramati asap kawah putih sedang, tinggi sekitar 50 meter di atas kubah. Api diam pada tubuh kubah masih terjadi. Guguran terjadi dari kawah Utama meluncur ke kali Batuawang dan kali Batang sejauh 800 meter serta ke kali Beha barat sejauh sekitar 1000 meter dan puncak
III. KEGEMPAAN
Jenis gempa yang terekam selama perioda Januari 2023 adalah sebagai berikut
terekam 71 kali gempa Guguran, 52 kali gempa Hembusan, 8 kali Tremor Non- Harmonik, 94 kall gempa Hybrid/Fase Banyak 19 gempa Vulkanik Dangkal, 152 gempa Vulkanik Dalam, 44 kali gempa Tektonik Lokal, 10 kali gempa Terasa, dan 371 kali gempa Tektonik Jauh Pada perioda 1-7 Februar 2023 terekam 162 kali gempa Guguran 54 kali gempa Hembusan. 66 kali gempa Fase Banyak 3 kali gempa Vulkanik Dangkal 23 kali gempa Vulkanik Dalam, 3 kali gempa Tektonik Lokal, 1 kali gempa Terasa (MMI I) dan 42 kali gempa Tektonik Jauh.
IV. EVALUASI
Pengamatan visual terhadap tinggi kolom asap masih belum menunjukan adanya perubahan yang signifikan, tinggi kolom asap umumnya masih berkisar antara 50-150 meter diatas puncak. Namun kejadian guguran pada Kawah Utama semakin meningkat sejak 4 Februar 2023, Guguran lava meluncur ke arah kali Batang. kali Batuawang serta kali Beha barat sejauh sekitar 1000 meter dari puncak, sinar api masih belum tampak, suara gemuruh guguran lava kadang terdengar di Pos.
Kondis Kawah Utara masih tampak adanya api diam pada tubuh kubah lava, asap kawah belum merigalami perubahan yang signifikan. Berdasarkan data instrumental gempa Guguran menunjukan peningkatan sejak 18 Januari 2023. dan semakin meningkat pada 6 Februari 2023 sehingga terekam sebanyak 43 kejadian dan pada 7 Februari 2023 gempa Guguran meningkat menjadi 62 kejadian per hari. Kondisi terjadinya Guguran yang meningkat menunjukan peningkatan suplai magma ke permukaan yang menyebabkan penambahan material kubah dan juga ketidakstabilan pada kubah lava. Pergerakan magma kepermukaan dalam laju rendah ini kemungkinan akan dikuti dengan terjadinya erupsi etusif.
V. POTENSI BAHAYA