News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Susi Air Dibakar di Papua

Hanya Pilot Susi Air yang Belum Dievakuasi, Panglima TNI Sebut Lokasinya Telah Terdeteksi

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simpang siur nasib pilot Susi Air, disebut disandera KKB, dibantah Panglima TNI

TRIBUNNEWS.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan seluruh penumpang Susi Air sudah bisa diselamatkan tim gabungan TNI-Polri.

Sementara, saat ini pilotnya belum bisa dievakuasi.

Untuk itu, pihaknya bersama Panglima TNI Yudo Margono memerintahkan tim gabungan untuk terus melakukan pencarian terhadap sang pilot.

"Kita akan melakukan langkah-langkah untuk penyelamatan pilot."

"Penumpang sudah di evakuasi, tak ada yang disandera, merka semua sudah berhasil di evakuasi," kata Kapolri Listyo Sigit dikutip dari Kompas Tv.

Lebih lanjut, Kapolri Listyo Sigit bakal menindak tegas segala bentuk penyerangan yang terjadi di Papua.

Baca juga: Nasib Pilot Susi Air Disebut Disandera KKB Papua, Dianggap Bukan Musuh hingga akan Dijaga

"Dengan ditambahnya daerah otonomi (provinsi) baru, tentunya kita harapkan jumlah KKB berkurang."

"Tetapi terhadap kelompok yang terus melakukan pemberontakan, kami penegak hukum akan melakukan tindak tegas dengan tentunya tetap mengedepankan Hak Asasi Manusia (HAM). Serangan KKB semoga kita bisa kurangi," harap Kapolri Listyo Sigit.

Sementara itu, Panglima TNI Yudo Margono mengatakan bahwa lokasi pilot pesawat sudah berhasil terdeteksi.

Pihaknya juga sudah memerintahkan tim gabungan untuk melakukan pencarian terhadap pilot.

"Belum ketemu (pilotnya) tapi sudah terdeteksi, nanti kita akan segera cari," jelas Panglima TNI Yudo Margono.

Panglima TNI Yudo Margono mengatakan sebenarnya wilayah Distrik Paro masih terbilang aman. 

Sehingga aparat yang melakukan penjagaan memang tidak begitu banyak.

Dengan kejadian ini, pihaknya melakukan penebalan penjagaan di wilayah tersebut.

"KKB ini tidak disemua daerah, hanya di daerah yang sudah kita petakan. Distrik Paro sebelumnya aman, tapi ternyata ada gangguang di wilayah tersebut."

"Sudah kita lakukan penebalan (penambahan anggota TNI) di wilayah tersebut," jelas Panglima TNI Yudo Margono.

Baca juga: Soal KKB, DPR: Toleransi Kita Sudah Cukup, Harus Ambil Langkah Tegas!

DPR Sarankan Langkah Negosiasi

Anggota DPR Papua, Laurenzus Kadepa, menyarankan agar proses penyelamatan pilot Pesawat Susi Air PK-BVY dengan menggunakan cara negosiasi alih-alih menggunakan operasi militer.

Yakni dengan melakukan komunikasi antara pemerintah dengan para tokoh masyarakat terkait.

"Cukup buka komunikasi yang baik melalui pemerintah daerah, tokoh agama, dan tokoh adat, serta tokoh masyarakat dan lain sebagainya," kata Laurenzus dikutip dari Tribun-Papua.com, Rabu (8/2/2022).

Ini dilakukan untuk mengurangi adanya dampak yang tak diinginkan dari kelompok Egianus Kogoya.

Negosiasi ini, kata Laurenzus, perlu dilakukan untuk menghindari adanya korban lain.

Termasuk menyelamatkan Pilot Philip Marthens dari tangan mereka.

"Keselamatan Pilot dan penumpang ini adalah wajib, maka itu mereka harus dalam keadaan aman," jelas Laurenzus.

Baca juga: Pernyataan KKB soal Pembakaran Susi Air: Penumpang Tak Disandera, Pilot jadi Alat Negosiasi

Mengutip Tribun-Papua.com, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TNPB-OPM) Sebby Sambom mengabarkan saat ini hanya Pilot Susi Air, Philip Marthen (37) yang diamankan KKB.

Sebby mengatakan, saat ini Philip Marthen ada bersama pasukan KKB di markas mereka.

Pasukan KKB tersebut, kata Sebby, akan menjaga pilot tersebut dengan baik.

Merekan akan bertanggung jawab atas penyanderaan yang terjadi.

Bahkan Philip Marthen tak dianggap musuh oleh KKB Papua.

Adapun penyanderaan ini lantaran Philip Marthen merupakan warga New Zealand.

Sehingga, Philip Marthen digunakan sebagai alat negosiasi dengan pihak Pemerintahan New Zealand.
 
"Pilot ini bukan orang Indonesia, tapi dia warga negara New Zealand dan itu tetangga kita."

"Jadi kami bertanggung jawab untuk menjaga pilot hingga ada negosiasi tiba, karena dia bukan musuh."

"Jadi soal pilot ini kami akan melakukan negosiasi dengan New Zealand, dan mereka harus mencari mediator dari Organisasi PBB agar melobi ke Jakarta untuk kami berunding," ujar Sebby.

Sementara itu penumpang lainnya tidak disandera, lantaran mereka warga asli Papua.

"Kalau penumpangnya tidak disandera, karena mereka itu masyarakat asli di sana," kata Sebby. 

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)( Tribun-Papua.com/Calvin Louis Erari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini