News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

316 Orang Korban Banjir Makassar Mengungsi di Kampus YPUP

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Akibat banjir di Makassar sebanyak 554 KK dan 1.869 jiwa mengungsi dan sebagian besar dievakuasi di 21 titik pengungsian

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -  316 orang kini mengungsi Posko Pengungsian yang didirikan di dalam Kampus Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP) Jl Andi Tonro, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (14/2/2023) siang.

Mereka adalah korban banjir di tepi kanal Jl Andi Tonro, Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar, masih bertahan di posko pengungsian.

Baca juga: Waspada Banjir Susulan Wali Kota Makassar Danny Imbau Masyarakat untuk Tetap Waspada

Para pengungsi menempati dua ruang kelas belajar di dalam kampus tersebut.

Mereka tampak santai berbincang di lantai yang beralas tikar, terpal dan karpet.

Ketua RT Syamsinar mengatakan terdapat 62 kepala keluarga atau 262 total jiwa yang mengungsi di Kampus YPUP saat banjir melanda kemarin.

226 orang itu terdiri dari 12 bayi, 23 balita, dan dewasa 227 orang.

Namun, setelah didata ulang, kata Syamsinar terjadi penambahan jumlah pengungsi.

"Setelah kita data ulang tadi ternyata pengungsi sekarang bertambah menjadi 316 orang," kata Syamsinar.

Baca juga: Banjir di Makassar Mulai Surut, Saluran Drainase Dibersihkan Antisipasi Dampak Hujan Deras

Saat ini, kondisi kesehatan para pengungsi dalam kondisi normal.

Terlebih petugas Puskesmas Jongaya telah melakukan pemeriksaan kesehatan.

Hanya saja, satu dari ratusan pengungsi terserang demam.

"Tadi ada satu yang demam, tapi sudah diberi obat sama orang puskesmas tadi. Yang lain, kondisinya baik," ujarnya.

Untuk bantuan makanan juga lancar dari berbagai relawan dan instansi pemerintah.

Sekadar diketahui, banjir mengepung Kota Makassar, Senin (13/2/2023).

Baca juga: 1.869 Orang Mengungsi Akibat Banjir di Makassar

Banjir disebabkan guyuran hujan lebat yang bersamaan dengan pasangannya air laut.

Sekolah tatap muka dihentikan hingga 16 Februari

Pembelajaran tatap muka di sekolah dihentikan sementara waktu karena banjir Makassar.

Hal tersebut dikarenakan cuaca ekstrem yang melanda Kota Makassar sejak Senin (13/2/2023) kemarin.

Bahkan tak sedikit sekolah di Makassar ikut tergenang banjir.

Fenomena itu tentu mengganggu proses belajar di sekolah.

Juga membahayakan keselamatan peserta didik saat berada di luar rumah.

Baca juga: Ada 21 Titik Pengungsian Banjir Makassar, Pengungsi Butuh Dapur Umum dan Posko Kesehatan

Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengatakan, pembelajaran tatap muka di sekolah ditiadakan hingga 16 Februari mendatang.

Itu sesuai dengan peringatan dini cuaca ektrem oleh BMKG Wilayah IV Makassar berlangsung hingga 16 Februari.

Kendati demikian, proses belajar mengajar tegap dijalankan secara daring atau online.

"Hanya anak-anak (sekolah) yang online di rumah sampai tanggal 16 (Februari) sesuai prediksi cuaca dan warning dini dari BMKG," ucap Danny Pomanto, Selasa (14/2/2023).

 Sementara pegawai negeri sipil (PNS) maupun honorer Pemkot Makassar kata Danny tetap menjalankan aktivitas perkantoran seperti biasanya.

Mereka juga diminta untuk melakukan penanganan dan bantuan kepada warga terdampak banjir.

Baca juga: Rumah Terdampak Banjir Makassar, ASN Pemprov Sulawesi Selatan Diizinkan WFH 

"ASN tidak libur, semua standby di kantor dan dilapangan untuk tetap siaga bencana," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Muhyiddin menyampaikan, situasi banjir di Kota Makassar juga berdampak pada kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Banyak sekolah baik PAUD, SD hingga SMP di Kota Makassar yang terendam banjir. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Pengungsi Korban Banjir Makassar di Kampus YPUP Bertambah Jadi 316 Orang, Satu Sakit

dan

Banjir, Sekolah Tatap Muka di Makassar Dihentikan Hingga 16 Februari 2023

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini