TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Rumah yang pernah ditempati Presiden Soekarno kala diasingkan Belanda di Padang, Sumatra Barat kini telah rata dengan tanah.
Pemilik bangunan, Suwinto Sadikin mengaku tidak mengetahui bangunan yang kini telah rata dengan tanah ini bangunan cagar budaya.
Baca juga: Istana Pura Mangkunegaran Jadi Cagar Budaya Pertama yang Menggunakan Listrik EBT PLN
Menurutnya, sesuai Keterangan Rencana Kota (KRK) yang dikeluarkan PUPR Padang, di lokasi tersebut bisa dibangun restoran.
"Sesuai KRK bahwasanya di sini bisa dibangun restoran, kami lakukan, karena kebetulan ada yang berminat akan dibangun restoran di sini," ujarnya, Selasa (21/2/2023).
Ia mengaku membeli bangunan tersebut pada tahun 2017 dan tidak tahu sama sekali bangunan tersebut cagar budaya.
"Saya beli dari Andreas, sebelumnya milik Pak Fauzi Bahar, saya tidak tahu sejarahnya," ujarnya.
Suwinto Sadikin menambahkan tidak ada tanda bangunan cagar budaya di lokasi tersebut dan tidak ada insentif.
Baca juga: Bantaran Sungai Brantas Dipenuhi Peninggalan Cagar Budaya
"Rencananya akan bangunan restoran, untuk buka lapangan kerja, menambah PAD dan menambah penghasilan juga," ujarnya.
Suwinto Sadikin mengatakan akan koordinasi dengan Pemko apakah bisa jalan bangunan restoran, namun sebaiknya dibangun lagi replika bangunan lama.
"Kami tunggu Pemko bagaimana sebaiknya," ujarnya.
Diketahui, cagar budaya yang dikenal dengan nama rumah tinggal Emma Idham ini merupakan rumah yang pernah ditempati Presiden Soekarno kala diasingkan oleh Belanda dari Bengkulu.
Baca juga: Sejarah Museum Wayang di DKI Jakarta, Jadi Cagar Budaya Indonesia
Bung Karno, Bapak Proklamator Indonesia itu tinggal di sana berbulan-bulan lamanya dan menjadi catatan sejarah bagi Kota Padang.
Namun, bangunan tersebut dihancurkan beberapa waktu lalu sehingga menjadi polemik hingga saat ini.
Penulis: Rima Kurniati
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Pemilik Rumah Singgah Bung Karno Ngaku Tak Tahu Bangunan Cagar Budaya, Dapat KRK dari PUPR