TRIBUNNEWS.COM - Berikut update kondisi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan setelah terjadi kerusuhan warga pada Kamis (23/2/2023).
Tim gabungan TNI dan Polri saat ini masih bersiaga di beberapa titik di Wamena.
Aparat gabungan tersebut juga meningkatkan patroli di wilayah-wilayah permukiman warga dan sentra ekonomi.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengungkapkan, situasi saat ini sudah terkendali.
"Situasi sudah terkendali hingga saat ini," kata Kabid Humas kepada Tribun-Papua.com, Jumat (24/2/2023) melalui pesan singkat.
Ia juga mengonfirmasi, tim gabungan TNI-Polri masih bersiaga.
Baca juga: Polda Papua Pastikan kondisi Kota Wamena Sudah Terkendali
"Aparat TNI-Polri masih bersiaga dan melakukan patroli yang ditingkatkan di daerah-daerah pemukiman warga dan sentra ekonomi," ujarnya.
Saat ini pihaknya sedang melakukan rapat dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda).
"Saat ini sedang rapat guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi agar Wamena kembali kondusif aman," tandasnya.
Kegiatan Belajar Mengajar Berhenti
Di sisi lain, kerusuhan yang terjadi di Wamena membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) berhenti.
Di sejumlah lokasi, mulai jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi terpantau tidak ada kegiatan.
Kepala SMAN 1 Wamena, Yosep Wibisono mengatakan, sejak pagi para siswa dan guru sempat hadir untuk KBM.
Namun, mereka dipulangkan lebih pagi karena kondisi yang tidak kondusif.
Baca juga: Hari Ini Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Ditiadakan Buntut Kerusuhan di Wamena Papua
"Tapi kami pulangkan lebih awal, mengingat secara psikologis, anak-anak sudah terganggu, jadi kalau dipaksakan tidak mungkin," kata Yosep, Jumat (24/2/2023).
Faktor psikologis menjadi perhatian saat terjadi situasi seperti itu.
"Mungkin juga karena akibat trauma berkepanjangan, sehingga ada sesuatu yang bisa mengganggu psikologi anak-anak otomatis ada anak didik yang datang atau tidak," ujarnya.
Diketahui, telah terjadi kericuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023).
Kericuhan diduga dipicu isu penculikan anak.
Warga yang termakan isu penculikan anak pun membakar kios milik perantau di Kampung Lantipo, Distrik Wamena Kota.
Info yang beredar di WhatsApp tersebut pun menyebutkan bahwa polisi berupaya melindungi pelaku.
Mengutip Tribun-Papua.com, situasi pun mencekam. Warga trauma kasus yang pernah pada 2019 terulang kembali.
Polres Jayawiyaja pun masih menelusuri penyebar pesan yang diduga berita bohong tersebut.
Akibat dari kerusuhan tersebut, belasan orang mengalami luka-luka dan menelan korban jiwa.
Hal tersebut diungkapkan Theo Hesegem, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM).
“(Korban) yang Luka-luka kurang lebih 17 orang. Saya baru pulang dari rumah sakit untuk melihat jenazah dan warga yang luka-luka,” kata Hesegem.
Aparat kepolisian dan TNI pun ikut menjaga di lapangan agar situasi bisa meredam.
(Tribunnews.com, Renald)(Tribun-Papua.com Arny Hisage)