Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM, Solo - Siapa sangka, limbah pipa paralon yang tak terpakai bisa disulap menjadi sangkar burung bernilai tinggi.
Itulah kejelian Eko Alif Muryanto, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari Solo, Jawa Tengah.
Sangkar burung buatan Eko kini telah merambah pasar ekspor dengan memanfaatkan media sosial dan market place.
Pencapaian Eko tak terlepas dari peran Rumah BUMN Solo, wadah pembinaan pelaku UMKM di Solo Raya yang dikelola oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Eko mengungkapkan sangat banyak manfaat yang ia dapatkan sejak bergabung pada awal 2017, awal dibentuknya Rumah BUMN Solo.
"Dulu itu tahunya jualan ya dari mulut ke mulut, kalau sangkar burung ya dari bakul ke bakul, kalau ke pasar ya ke Pasar (Hewan) Depok Solo," ungkap Eko saat ditemui di kediamannya di Kampung Debegan, Mojosongo, Solo, Selasa (28/2/2023).
Rumah BUMN Solo memberikannya pelatihan marketing online, mulai dari penggunaan Facebook pribadi untuk menjual produk, hingga pemasaran ke market place dan dorongan untuk ekspor produk.
Baca juga: PaDi UMKM Tingkatkan Peran Pelaku Bisnis Lokal Sumut pada Ajang F1H2O
Bisa dikatakan Eko merupakan pelaku UMKM 'angkatan pertama' yang bergabung di Rumah BUMN Solo.
"Dulu kami bahkan punya slogan kalau Rumah BUMN itu rumah kedua kami. Tiap hari posting produk di situ, ada wifi, ada PC ada laptop, kami manfaatkan," ujar pria yang pernah menggeluti usaha jual beli onderdil mobil itu.
Pengetahuan dasar dunia digital, dari teknologi hingga pemasaran ia dapatkan dari Rumah BUMN Solo.
Eko juga pertama kali mengunggah video produknya di YouTube dari komputer yang berada di Rumah BUMN Solo, yang berada tak jauh dari Stadion Manahan Solo.
"Saking senengnya pakai YouTube, saya upload YouTube pertama kali di Rumah BUMN malah pakai akunnya Rumah BUMN, bukan akun saya," kenangnya.
Kini, usaha sangkar burung yang diberi nama Eank Solo ini sudah merambah ekspor ke sejumlah negara di Asia dan Eropa.