TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, mengatakan Natuna tidak boleh kekurangan logistik.
Ansar Ahmad juga akan memastikan kapal yang biasanya mengangkut kebutuhan wilayah Natuna akan didorong untuk diberangkatkan.
Hal itu merupakan respon dari Gubernur Kepri dalam menangani musibah longsor di Natuna.
Dia juga berharap kolaborasi yang telah dilakukan dari berbagai unsur akan mempercepat penanganan dengan baik.
"Mudah-mudahan kolaborasi kita semua bisa mempercepat penanganan ini dengan baik," ujar Ansar Ahmad, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (7/3/2023).
"Kita berterima kasih juga karena unsur TNI dan Polri sudah berada di sana," tambahnya.
Baca juga: Tim SAR Gabungan Telah Bergerak Menuju Lokasi Terdampak Longsor di Natuna
Dalam kesempatan itu Ansar juga mengatakan arahan dari ketua BNPB untuk menambah jumlah personil untuk melakukan pencarian korban longsor.
Dia juga mengatakan bahwa Kapolda Kepri telah menurunkan Brimob sejumlah 130 personil.
Kemensos juga telah mengirimkan tiga buah truk yang mengangkut logistik makanan dan fasilitas lain.
Pemprov Kepri bersama BNPB juga akan memberikan bantuan tunai kepada Pemkab Natuna untuk mengantisipasi kebutuhan insidental.
Penanganan longsor di Natuna melibatkan ahli geologi yang akan melakukan kajian penelitian singkat guna membantu tim bekerja secara maksimal.
"Ada ahli geologi untuk melakukan kajian singkat di situ supaya kita bisa bekerja maksimal," Ujar Ansar Ahmad.
Baca juga: Fakta-fakta Longsor di Natuna: BPBD Minta Bijak soal Info yang Beredar hingga Kesaksian Warga
Sebelumnya, longsor terjadi di Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, Senin (6/3/2023).
Korban longsor di Serasan Natuna mayoritas merupakan warga Kampung Genting, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Menurut seorang keluarga korban yang dijumpai di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, Iptu Sri Siswanto, pada saat kejadian warga Kampung Genting sedang melakukan gotong-royong membersihkan kayu yang tumbang.
"Kejadiannya pagi sekira pukul 10.00 WIB. Kami dapat kabar sekitar dua jam setelahnya. Waktu itu warga sedang gotong-royong membersihkan pohon tumbang. Kemarin itu kondisinya hujan terus tak berhenti," kata polisi yang menjabat Kasi TIK Polres Karimun, Selasa (07/03/2023).
Saat gotong-royong tersebut, terdengar bunyi gemuruh dari arah Gunung Jemenang.
Tak lama kemudian, material longsor yang terdiri dari tanah dan batu meluncur ke arah warga yang bergotong-royong.
"Jadi mereka (warga sedang gotong-royong) kena. Longsoran mengarah ke pemukiman (Kampung Genting) yang ada di tepi laut," ujar Sri Siswanto.
Baca juga: Gambaran Lokasi Longsor di Natuna: Akses Sulit Dikelilingi Laut China Selatan dan Tak Ada Alat Berat
Sementara para keluarga banyak yang sedang menuju Natuna dengan menumpang kapal-kapal dari instansi pemerintah.
Jaringan telekomunikasi yang sulit di Pulau Serasan menjadi kendala bagi Siswanto mendapatkan informasi.
Posisi Pulau Serasan juga cukup jauh dari Ibu Kota Kabupaten Natuna, Ranai.
Jika menggunakan kapal laut maka harus menempuh jarak sekitar 16 jam dari Ranai dan 12 jam dari Kalimantan.
Umumnya warga Serasan sehari-hari bekerja sebagai nelayan dan petani.
(Tribunnews.com/Muhammad Abdillah Awang) (TribunBatam.id/Alfandi Simamora)