News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir di Lahat

Curahan Hati Korban Banjir Bandang, Pagi Mencekam di Lahat dan Muara Enim

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangunan yang diterjang luapan air sungai itu diketahui Resto Demang Kenasin yang berada persis di tepian Sungai Lematang Desa Karang Baru Kecamatan Lahat Kabupaten Lahat. Kepala Desa Lubuk Sepang, Verli Trinurhadi, mengungkapkan ada 95 kepala keluarga yang terdampak banjir.

TRIBUNNEWS.COM, LAHAT - Misnawati (60) merupakan satu dari sekian banyak korban dampak banjir bandang yang melanda Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Kamis (9/3/2022).

Banjir bandang tersebut luapan dari Sungai Lematang.

Hal ini terjadi ditengarai karena hujan yang turun sudah lebih 24 jam lamanya.

Baca juga: Cerita Misnawati Saksikan Detik-detik Rumahnya di Lahat Hanyut Terbawa Arus Banjir: Ini Paling Parah

Salah satu desa yang tak luput dari terjangan banjir bandang ini adalah Desa Lubuk Sepang, Kecamatan Pulau Pinang.

Kepala Desa Lubuk Sepang, Verli Trinurhadi, mengungkapkan ada 95 kepala keluarga yang terdampak banjir.

Untuk rumah yang terendam dan mengalami kerusakan ringan sebanyak 75 unit sementara empat unit rumah warga hanyut.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Hanya saja, rumah dan barang barang milik warga banyak yang hanyut.

Baca juga: BPBD Sebut Banjir Bandang di Kabupaten Lahat Mulai Surut: Jalan dan Jembatan Rusak

Kejadian air mulai naik ke pemukiman warga sekira 6.30 WIB. Untuk masuk ke pemukiman warga sekira pukul 09.00 WIB.

Sementara, Bupati Lahat Cik Ujang saat berada di lokasi menyampaikan prihatin atas musibah tersebut.

Pemkab Lahat bersama TNI dan Polri akan membantu warga.

Dikatakan Cik Ujang, di Lahat beberapa kecamatan terdampak.

Yakni, Kecamatan pulau Pinang, Kecamatan Lahat, Kecamatan Lahat Selatan, Kecamatan Mulak Ulu, Mulak Sebingkai, Jarai, Gumay Talang, Pseksu.

Selain itu, 40 hektar sawah warga juga tersapu.

Diceritakan seorang korban, Misnawati, ia kehilangan tempat tinggal yang ia tempati bersama suami, anak menantu dan cucunya.

Misnawati (60) korban banjir bandang di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Kamis (9/3/2023). Warga Desa Lubuk Sepang, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat, ini harus kehilangan tempat tinggal yang ia tempati bersama suami, anak menantu dan cucunya lantaran diterjang banjir bandang (Sriwijaya Post/Ehdi Amin)

Ia tak bisa menyembunyikan kesedihanya. Air matanya terus mengalir saat awak media berbincang dengannya.

"Sekira pukul 07.00 air sudah kami lihat mulai masuk pemukiman. Kami mulai siaga sejak saat itu," ujarnya.

Baca juga: BPBD Sumsel: Ratusan Rumah di 5 Desa Terdampak Banjir Bandang Lahat, Ada yang Terbawa Arus

Air pun kian membesar hingga langsung menerjang pemukiman. Misnawati dan keluarga kemudian berusaha menyelamatkan diri.

Belum hilang dari pandanganya, air terus membesar hingga menghanyutkan rumah.

Misnawati mengaku tidak kuasa saat itu untuk menyelamatkan rumah dan barang barang berharga miliknya.

"Air seperti gelombang, seketika menghantam rumah dan perlahan menyeret rumah yang kami tinggali selama ini. Tidak ada harta yang bisa diselamatkan kecuali baju dibadan," katanya.

Melihat derasnya air membuat ia dan warga lainnya takut. Wargapun berupaya menyelamatkan diri dengan berlari ke arah jalan lintas Lahat Kota Pagar Alam.

"Banjir kali ini paling parah. Air begitu deras. Saat ini puluhan rumah warga tidak bisa dihuni karena masih terendam," ujarnya, seraya berharap.

Ia berharap bantuan dari pemerintah apalagi saat ini harta benda milik ia dan anaknya habis disapu banjir.

Setidaknya empat rumah warga di Desa Lubuk Sepang, Kecamatan Pulau Punang, Kabupaten Lahat hanyut disapu banjir bandang.

Empat rumah yang hanyut tersebut milik Sarma, Jimil, Sutas, dan Edi Sofian.

Banjir bandang juga terjadi di Kabupaten Muara Enim.

62 KK rumahnya terendam di Desa Lubuk Nipis, Kecamatan Panang Enim, Kabupaten Muara Enim.

Mereka terancam kelaparan karena hampir seluruh perabotan termasuk perlengkapan dapur hanyut dan terendam banjir.

Baca juga: Kronologi Bocah Berumur 11 Tahun Jadi Korban Banjir Bandang di Lahat

"Sebagian perabotan kami hanyut dan terendam banjir termasuk beras dan lainnya. Jadi kami ini butuh makan dulu pak," ujar Sisa (42) warga Dusun III, Desa Lubuk Nipis.

Menurut Sisa, bahwa kejadian banjir bandang ini sudah tiga kali terjadi yakni tahun 1982, 1991 dan 2023.

Namun yang terparah tahun ini.

Sedangkan menurut Risan (54) tokoh masyarakat Lubuk Nipis, bahwa banjir kali ini cukup besar dan warga banyak yang tidak menduga.

Untuk itu perlunya penanganan yang cepat terutama untuk makan sebab warga rawan pangan.

Kades Lubuk Nipis Dunsri, bahwa jumlah rumah yang terendam sekitar 20 rumah dengan penghuni 62 KK.

Selain itu sawah sekitar 20 hektare.

Tetapi banyak juga padi yang terendam dan hanyut terkena banjir bandang ini, diperkirakan kerugian ratusan juta rupiah.

"Kerugian sekitar 600 juta, namun masyarakat butuh makan secepatnya," ujarnya.

Baca juga: Kronologi Bocah Berumur 11 Tahun Jadi Korban Banjir Bandang di Lahat

Seperti diberitakan, banjir bandang menerjang kawasan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Kamis (9/3/2023).

Banjir bandang tersebut menimbulkan sejumlah dampak seperti akses jalan terputus hingga sawah yang siap panen porak poranda.

Akses jalan menghubungkan Pulau Pinang menuju Kota Agung, Pagar Alam terhenti, akibat arus air sungai yang deras.

Kondisi di lokasi saat ini Lahat masih diguyur hujan deras.

Hal ini menyebabkan sejumlah sungai meluap.

Ketinggian air dilaporkan mencapai empat meter, sehingga warga terpaksa meninggalkan rumah, untuk menyelamatkan diri.

Banjir bandang terjadi karena hujan semalaman yang menyebabkan air sungai ikut meluap dan sampai ke pemukiman warga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini