TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan TNI telah mengirimkan prajurit dari tiga matra TNI untuk membantu penanganan bencana tanah longsor di Pulau Serasan Natuna.
TNI, kata dia, di antaranya telah mengirimkan prajurit Batalyon Komposit Angkatan Darat, prajurit TNI Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Selain itu, kata dia, KRI Bontang-907 juga telah dikirim ke sana.
"Kita sudah mengirim dari pasukan Kodam I yang di Ranai, jadi pasukan batalyon komposit Angkatan Darat yang dikirim Pangdam, kemudian yang kedua prajurit TNI AL dengan TNI AU juga berangkat, dan dengan KRI Bontang yang dikirim ke sana kemarin," kata Yudo kepada wartawan di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur pada Rabu (8/3/2023).
"Saya perintahkan untuk bersama-sama semua prajurit untuk membantu yang longsor di Pulau Serasan. Begitu ada info itu langsung kita gerakkan cepat," sambung dia.
Ia menekankan agar prajurit TNI segera berangkat memberikan bantuan kepada korban bencana tanpa harus menunggu perintah apabila situasinya tanggap darurat.
Yudo mengatakan urusan administrasi terkait penugasan menyangkut pertolongan penanganan bencana alam dapat menyusul setelahnya.
Dengan demikian, kata dia, prajurit TNI dapat bergerak membantu penanganan bencana dalam hitungan jam.
"Saya sampaikan TNI tanpa harus perintah kalau sudah gawat darurat, tanggap darurat, segera berangkat dulu. Nanti baru kita lanjuti dengan perintah hitam di atas putih. Sehingga hitungannya bukan hari lagi, tapi hitungannya harus jam karena tadi sifatnya tanggap darurat tadi," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan berdasarkan perkembangan data per sore ini pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Natuna menjadi 11 orang.
Dari jumlah tersebut 6 diantaranya sudah teridentifikasi.
“Yang meninggal bertambah jadi 11 orang. Enam orang sudah teridentifikasi,” kata Suharyanto di Lanud Raden Sadjad Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (7/3/2023).
Sementara itu masih ada 47 orang masih dinyatakan hilang, 5 luka berat dan 3 luka sedang. Selain itu data pengungsian ada sebanyak 1.216 yang tersebar di empat titik.
Kepala BNPB sendiri saat ini berada di Ranai setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 2 jam 40 menit dari Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta menggunakan pesawat Hercules C-130 TNI AU.
Ia menunda perjalan menuju Serasan yang menjadi lokasi tanah longsor karena kondisi cuaca buruk.
Menurut pantauan kondisi cuaca dari satelit Himawari, wilayah Natuna-Serasan-Serawak terpantau adanya kumpulan awan hujan dengan indikator warna oranye hingga merah.
“Atas pertimbangan cuaca maka kami memutuskan untuk menunda dulu perjalanan sampai situasi dan konfusi memungkinkan, sambil berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dan menunggu 2 unit heli yang akan mendarat malam ini,” jelas Suharyanto.
Baca juga: Fakta-fakta Longsor di Natuna: BPBD Minta Bijak soal Info yang Beredar hingga Kesaksian Warga
Lebih lanjut, Suharyanto mengintruksikan kepada seluruh otoritas agar terus memantau perkembangan cuaca.
Apabila memungkinkan maka akan dilanjutkan perjalanan baik melalui udara maupun jalur laut dengan segera.
“Kami minta pihak terkait agar terus memantau dan melaporkan kondisi cuaca sehingga tim dapat melanjutkan misi ke Serasan,” kata Suharyanto.