TRIBUNNEWS.COM - Gunung Merapi kembali bererupsi dan luncurkan awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB.
Meski demikian, status Gunung Merapi masih Siaga atau Level III sejak ditetapkan pada November 2020.
Namun apabila terjadi perubahan yang signifikan, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY akan meninjau kembali status aktivitas Gunung Merapi.
Dalam rekaman visual BPPTKG, gunung yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu teramati dengan jelas hingga kabut 0-II.
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.
Teramati juga satu kali guyuran lava dengan jarak luncur 1500 meter ke barat daya dengan suara guguran dua kali dan intensitas sedang dari Pos Babadan.
Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Ini Update Status Gunung Api di Indonesia, 4 Siaga dan 17 Waspada
BPPTKG menjelaskan status kegempaan Gunung Merapi meliputi jumlah guguran terpantau 9, amplitudo 4-11 mm dan durasi 43.9-96.6 detik.
Berikutnya, terdapat hybrid atau fase banyak 1, amplitudo 5 mm, S-P 0.4 detik dan durasi 7.4 detik.
Untuk rekaman vulkanik dalama berjumlah 19, amplitudo 9-12 mm, S-P 0.5-1 detik dan durasi 9.3-11.2 detik.
Berikut sejumlah fakta mengenai erupsi Gunung Merapi yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
Gunung Merapi Meluncurkan Awan Panas Susulan
Perkembangan erupsi luncuran awan panas Gunung Merapi masih dalam pantauan.
Masyarakat diimbau menjauhi daerah berbahaya.
Akun Twitter @TRCBPBDDIY menulis, Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas pada pukul 12.55 WIB.