News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Trending

Beda Nasib, Inilah Kondisi Para Petani saat Gunung Merapi Erupsi, Ada yang Santai hingga Gagal Panen

Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah potret petani Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tengah memanen cabai di ladang meski diguyur hujan abu Merapi, Sabtu (11/3/2023)- Petani cabai di Boyolali mengaku tidak panik dengan erupsi Gunung Merapi.

TRIBUNNEWS.COM – Viral di media sosial beredar foto dan video yang memperlihatkan para petani cabai di Desa Tlogolele yang terletak di lereng Gunung Merapi masih beraktivitas seperti biasa.

Padahal, Dukuh Stabelan ini merupakan kawasan permukiman yang paling dekat dengan puncak Merapi.

Jaraknya dari puncak 3,5 kilometer.

Seperti diketahui, usai erupsi  Gunung Merapi yang kembali terjadi dengan intensitas lebih besar pada Sabtu (11/3/2023), sebanyak tiga desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, diguyur hujan abu sangat pekat.

Meski begitu, para petani dan masyarakat sekitar tetap mencari rumput untuk pakan ternak, hingga para petani yang terpantau memanen cabai dan tomat di ladang.

Terlihat para petani dan warga sekitar santai dengan kondisi tersebut dan bahkan merasa seakan tak ada yang terjadi.

Baca juga: Viral Video Wisatawan Ketep Asik Abadikan Erupsi Gunung Merapi, Ingin Saksikan Luncuran Awan Panas

Para warga sekitar juga tetap melaksanakan pekerjaan konstruksi rumah warga.

Yani, salah satu petani mengatakan tak terganggu dengan abu vulkanik ini.

Dia terlihat memanen cabai merah besar yang dia tanam di ladangnya.

"Ya cuma kotor. Tidak apa-apa," ucapnya, dikutip dari TribunSolo

Berbeda dengan di daerah Boyolali, erupsi Merapi lebih banyak berdampak ke Magelang, Jawa Tengah.

Bahkan terdapat 10 desan di Kabupaten Magelang yang terdampak erupsi.

Satu diantaranya yakni Desan paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Akibatnya, guyuran hujan abu juga mengenai pertanian milik warga yang membuat tanaman menjadi rusak dan terancam gagal panen.

Potret petani di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terancam gagal panen. (TribunJogja)

Salah satu petani bernama Nur Yamni, warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang yang sehari-hari bekerja sebagai petani cabai mengaku pasrah.

Pasalnya ia mengaku tidak bisa memanen cabai yang ditanam di lahan seluas 10000 meter persegi.  

"Tidak bisa dipanen, padahal tinggal sebulan lagi mau dipanen. Ambruk (patah) karena abu vulkanik,"ujarnya dikutip dari TribunJogja.

 Padahal, saat ini harga cabai terpantau sedang naik, untuk cabai keriting bisa seharga Rp35 ribu per kilogram sedangkan cabai rawit seharga Rp 45 ribu per kilogram.

Tidak hanya petani cabai saja, para petani lainnya yang menanam aneka sayuran juga berdampak.  

Hal ini diungkapkan oleh petani lainnya, Wartina (54) yang merupakan warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

"Ya, gagal panen  ini soalnya kan baru juga berbunga (cabainya). Ini, sudah pada layu bunganya berjatuhan. Gak bisa berbuah lagi. Begitupun, sayur seperti kol, sawi , caisim juga rusak karena daunnya penuh sama abu,"ujarnya.

(Tribunews.com/Linda) (TribunSolo.com/Tri Widodo) (TribunJogja/Nanda Sagita Ginting)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini