Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Fenomena tanah bergoyang muncul di tepi aliran Sungai Regoyo, Desa Gondoruso, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Fenomena ini membuat warga sekitar kaget.
Banyak warga yang mengabadikan fenomena tanah bergoyang ini hingga mengabadikannya di media sosial.
Kemunculan fenomena tanah bergoyang ini kemudian menjadi viral.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Tanggunggunung Tulungagung, 17 Rumah Warga Retak, 7 Keluarga Mengungsi
Tampak beberapa bagian tanah di tepi sungai tersebut memiliki tekstur gembur seperti jeli.
Ketika diinjak, tanah bergoyang namun tidak ambles.
Kapolres Pasirian, AKP Agus Sugiharto mengatakan bagian tanah yang bergoyang memiliki diameter hampir 5 meter.
Pihaknya telah melakukan pengecekan setelah mendengar kabar heboh tanah bergoyang tersebut.
Lantaran berada di sekitar areal pertanian, polisi memasang garis polisi agar warga tak mendekat di lokasi tanah bergoyang.
"Kami memasang garis polisi lantaran khawatir jika tanah bergoyang ini berbahaya ketika diinjak banyak orang. Khawatir ambles, sehingga kita meminta warga agar tak mendekati lokasi tanah bergoyang," beber Agus ketika dikonfirmasi, Kamis (16/3/2023).
Agus memastikan sampai saat ini belum ada laporan mengenai dampak adanya tanah bergoyang tersebut.
Menurutnya, warga telah mengetahui adanya garis polisi dan tidak mendekati area tanah bergoyang.
Baca juga: Penyebab Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Masih Misteri, Ini Dugaan Ahli dari Universitas Syiah Kuala
"Ini merupakan fenomena alam, kami terus melakukan pemantauan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Asal Usul Tanah Bergoyang
Asal usul kemunculan tanah bergoyang di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang belakangan terungkap.
Menurut Polisi, lokasi tanah bergoyang tersebut dulunya adalah bekas kubangan kerbau.
Di sekitar lokasi memang banyak ditemui lahan pertanian padi.
"Ini dulunya bekas kubangan kerbau mandi. Kemudian dengan adanya erupsi lalu, tempat ini tertimbun, namun bawahnya masih ada air sedangkan tanah di atas mengeras," ujar Kapolsek Pasirian, AKP Agus Sugiharto ketika dikonfirmasi, Kamis (16/3/2023).
Kata Agus, dia merasakan ketika menginjak tanah itu serasa bergoyang.
Kendati belum ada dampak bagi warga, Agus memastikan tetap memasang garis polisi untuk mencegah bahaya dari tanah bergoyang.
"Sehingga ketika diinjak tanah itu bergoyang. Kami meminta masyarakat agar tidak mendekat dengan memasang garis polisi," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Asal Usul Tanah Bergoyang di Lumajang, Dulunya Bekas Kubangan Kerbau, Berubah Sejak Ada Erupsi